INDONNESIANEWS (Makkah)–Cucuran air mata tak bisa dibendung usai thowaf wada’ di depan Ka’bah bagi 42 jamaah umroh yang tergabung di Sa’i Tours Selasa ( 18/3/2025 ) dini hari di Masjidil Haram.
Hampir semua jamaah tak mampu menahan tangisan sambil berdoa usai melakukan thowaf wada’ di depan Ka’bah lantaran mereka harus segera meninggalkan Makkah.
“Orang bijak mengatakan bahwa setiap ada pertemuan, pasti akan ada waktu untuk berpisah. Demikian pula jamaah umroh dari Sa’i Tours yang dibatasi waktu tinggal dan ketentuan dengan biro penyedia layanan umroh. Ada saatnya untuk segera meninggalkan Makkah, dan proses perpisahan tersebut dilakukan dengan mengerjakan thowaf wada’ atau thowaf perpisahan.” kata Moch.Isnaeni saat memandu jamaah dari Sa’i Tours di Masjidil Haram Makkah.
Menurutnya setelah ada kepastian jadwal bahwa pada jam tertentu harus segera keluar dari penginapan dan menempuh perjalanan ke bandara King Abdul Aziz di Jeddah , maka para jamaah harus segera berkemas. Dan waktu yang ada tersebut diisi dengan melaksanakan thowaf wada’, yakni pamit dengan harapan akan dipertemukan dan mendapatkan panggilan kembali untuk melaksanakan haji atau umroh berikutnya insyaallah.
“Thowaf merupakan salah satu rukun dalam serangkaian ibadah haji maupun umroh di tanah suci Makkah yakni mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali putaran dengan posisi Ka’bah di sebelah kiri.” ujarnya.
Thowaf wada’ ini menurut Moch.Isnaeni dilakukan seperti halnya thowaf pada umumnya. Namun yang membedakan thowaf wada’ dengan lainnya adalah bahwa jamaah tetap menggunakan kain ihram, namun tidak perlu dilanjutkan dengan sa’i dan tahalul.
“Thowaf wada’ dilakukan sebagai perpisahan, artinya jamaah tidak boleh berlama-lama tinggal di Makkah setelah melakukan thowaf tersebut.” katanya.
Ustadz Muhammad Yasir selaku muthowif yang selalu mendampingi jamaah umroh Sa,’i Tours mengatakan bahwa thowaf wada’ menjadi amalan terakhir bagi orang yang menjalankan haji maupun umroh dan tidak ada lagi amalan setelah itu.
“Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadits: Manusia diperintahkan menjadikan akhir amalan hajinya adalah di baitullah dengan thowaf wada’ kecuali hal ini diberi keringanan bagi wanita haid.” katanya.
Bagi perempuan yang sedang haid kata Yasir dapat menjalani thowaf wada” setelah suci. Jika tidak memungkinkan menunggu karena harus segera meninggalkan Makkah, maka amalan thowaf wada’ menjadi gugur. Sebagai gantinya, penghormatan kepada baitullah cukup dilakukan dengan berdoa di depan pintu gerbang Masjidil Haram.
“Thowaf perpisahan yang dilakukan jamaah umroh sebelum meninggalkan Makkah dan kembali ke tanah air masing-masing dapat dimaknai sebagai bentuk penghormatan terakhir terhadap baitullah” katanya.
Selain itu kata Yasir thowaf wada’ menjadi amalan terakhir bagi jamaah haji maupun umroh di Masjidil Haram.
“Dengan telah selesainya ibadah umroh jamaah Sa’i Tours ini semoga umrohnya mabrur dan kembali ke tanah air dengan selamat, insyaallah di kesempatan lain dapat kembali menjadi tamu Allah dengan berhaji atau umroh” pungkasnya. (*/Oe)