Tuntas Subagyo Gelar Doa Bersama dan Kembulan Hingga Pagelaran Wayang Kulit Ruwahan Desa Tempel Purbayan, Sukoharjo

oleh

INDONNESIANEWS (Sukoharjo)–Dalam rangka Ruwahan Desa Tempel dan Pembukaan Resto TRM (Spesialis Masakan Jawa) Pengusaha, Politikus, Seniman, dan Ketua Ormas Tikus Pithi Hananta Baris, Prof (H.C) Dr (H.C) Tuntas Subagyo, S.A.P., SM., MM., MH., Phd, menggelar acara Pagelaran Wayang Kulit, dengan Lakon Wahyu Darmo, oleh Ki Dalang Jadmiko Anom Saputro, di Taman Ratu Maulydia, dukuh Tempel, desa Purbayan, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jumat (21-2-2025) malam.

Rangkaian acara menyambut datangnya bulan Ramadhan 1446-H itu telah dimulai sejak Jumat Sore pukul 16.30 WIB, di Resto Taman Maulydia, dengan kegiatan mengirim doa untuk mereka yang telah meninggal, dan diakhiri dengan Kembulan atau makan bersama nasi liwet diatas daun pisang.

Ditempat itu Tuntas Subagyo dan seratusan undangan dari warga sekitar, dengan pakaian rapi, berpeci dan baju gamis untuk tamu wanita duduk bersila lesehan diatas tikar yang telah siapkan. Tidak lama acara dimulai dipimpin seorang pemuka agama dengan pembacaan surah Yaasin secara bersama-sama.

Selama sekitar 15 menit semua peserta acara Ruwahan dukuh Tempel, Purbayan, Baki, Sukoharjo khusuk membaca surah Yaasin. Selesai dilanjutkan dengan doa bersama untuk mengirim doa untuk arwah umat muslim yang telah meninggal dunia.

Acara kemudian dilanjutkan dengan Kembulan atau makan bersama. Dimana peserta membuka penutup daun pisang tempat dimana nasi liwet diletakkan atau dihamparkan juga diatas daun pisang memanjang dihadapan mereka. Selanjutnya peserta Ruwahan desa Tempel Purbayan, segera menikmati sajian nasi liwet, lengkap dengan sayur jipan dan suwiran ayam ingkung.

Disela-sela acara Tuntas Subagyo, menuturkan acara tersebut digelar dalam rangka nguri-nguri atau melestarikan budaya, Ruwahan. Ruwahan di dukuh tempel desa Purbayan, kecamatan Baki, Sukoharjo, tempat dimana Ia dan keluarga tinggal selama ini.

Doa bersama yang digelar kata dia ditujukan untuk leluhur dan untuk orang tua masing-masing peserta yang telah meninggal, dan pembacaan Yasin serta tahlil untuk kemudian dilanjutkan dengan kembulan (makan bersama).

“Jadi kembulan itu makan bersama nasi liwet yang ditaruh di daun pisang. Dimakan bersama-sama dengan masyarakat 1 RW untuk acara kembulan ini dan nanti malam ada wayang. Wayang kulit dengan dalang Ki Jadmiko Anom Suroto dengan judul Wahyu Darmo. Nanti juga ada Niken Salindri dan Jo Klitik, Jo Klutuk. Mudah-mudahan bisa membawa manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Sementara untuk lakon wayang kulit Wahyu Darmo tambah dia menceritakan tentang Kunto Dewo sebagai sosok yang sabar tetapi kalau marah’ seperti Buto. Turunnya Wahyu Darmo untuk Kunto Dewo. “Filosofinya harapannya apa yang kita lakukan diluar bisa membawa berkah dari Allah SWT itu yang dilakonkan di wayang, Wahyu Darmo,” tuturnya.

Kegiatan Ruwahan itu kata Tuntas lagi baru pertama digelar di dukuh Tempel dan diharapkan menjadi agenda tahunan disetiap menjelang bulan Ramadhan. “Harapannya acara Ruwah ini akan menjadi agenda tahun menyongsong bulan Ramadhan,” paparnya.

Dalam acara itu terdapat kembulan atau makan bersama nasi liwet yang diletakkan di atas daun pisang. Terkait itu kata Tuntas memiliki makna kesederhanaan. Makan bersama dengan masyarakat sini dalam penuh kesederhanaan ada nasi liwet diatas pohon pisang dan menunjukkan sebuah kerukunan,” ujar Tuntas.

Setelah doa bersama, dan kembulan rangkaian Ruwah dengan Pagelaran Wayang Kulit yang dimulai pukul 19.00 WIB. Berbeda saat acara sire, Tuntas mengenakan busana adat Jawa Beskap dan blangkon. Hadir dalam acara itu sejumlah pimpinan Forkopincam Baki dan Forkopimdes Purbayan

Acara yang dihadiri ratusan anggota Tikus Pithi Hananta Baris dan warga sekitar itu dimulai ditandai penyerahan tokoh wayang oleh Tuntas Subagyo kepada Dalang Ki Dalang Jadmiko Anom Saputro di panggung pertunjukan

Dalam sambutannya Tuntas Subagyo mengatakan Ruwahan Jumat sore telah dibuka dengan acara doa bersama kepada leluhur dan Kembulan. Dengan tujuan membangkitkan kembali Nguri-uri Budoyo zaman dulu makan bersama kembulan seluruh warga RW 1 sehingga menciptakan kerukunan yang luar biasa dan dilanjutkan dengan Wayang kulit dengan lakon Wahyu Darmo.

“Dan mudah-mudahan acara pada malam ini bisa membawa manfaat, bisa membawa berkah untuk kita semua khususnya warga dukun Tempel desa Purbayan. Dan harapan terbesarnya dari agenda ini yang Insya Allah akan kita lakukan pertahun,”: ujarnya.

Pagelaran Wayang Kulit itu diramaikan dengan kehadiran Niken Salindri, penyanyi dangdut dan sinden. Pagelaran Wayang dengan lakon Wahyu Darmo itu cukup menyedot penggemarnya dan berlangsung hingga dinihari. (Oe)

No More Posts Available.

No more pages to load.