Untuk Melaksanakan Umroh ke-2 Jamaah Sai Tour Mengambil Miqot di Masjid Tan’im

oleh

INDONNESIANEWS (Makkah)–Untuk melaksanakan ibadah umroh ke-2 jamaah yang tergabung di Sa’i Tours mengambil miqot di Masjid Tan’im atau lebih dikenal sebagai Masjid Aisyah.

H.Moch.Isnaeni menjelaskan bahwa miqot di Masjid Tan’im ini menjadi favorit bagi jamaah umroh asal Indonesia untuk mengawali ibadah umroh ke- 2 dan seterusnya.

“Para jamaah harus mengambil miqat dengan keluar terlebih dari Kota Suci Makkah. Masjid Tan’im atau juga dikenal sebagai Masjid Aisyah ini menjadi lokasi favorit bagi jamaah untuk bermiqat atau mengambil tempat untuk berganti pakaian ihrom dan kemudian berniat melakukan umroh sunah” kata Moch.Isnaeni.

Dijelaskan lokasi Masjid Tan’im yang digunakan sebagai miqot ini merupakan batas tanah Haram terdekat dengan Masjidil Haram.

“Masjid Tan’im berjarak sekitar 7 kilometer di utara Masjidil Haram. Dengan demikian, hanya diperlukan waktu sekitar 15 menit dengan menggunakan mobil atau bus dari lokasi hotel jamaah umroh Indonesia menuju Tan’im. Dibandingkan dengan lokasi miqat yang lain seperti Ji’ranah dan Hudaibiyah, maka lokasi miqot di Tan’im menjadi yang paling dekat” katanya.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa ketika menjalankan haji Wada’ yang dilakukan oleh Rasulullah saat itu, istri Nabi Muhammad, Aisyah dalam kondisi menstruasi. Ia diperbolehkan menjalani seluruh rangkaian ibadah, kecuali thawaf. Setelah bersih dari haid, Nabi Muhammad meminta Abdurrahman, saudara Aisyah menghantarkannya ke desa Tan’im guna mengambil miqat di daerah tersebut.

“Maka peristiwa yang berlangsung pada tahun 9 Hijriyah ini menjadi dasar Tan’im sebagai tempat miqat. Inilah yang menjadi alasan mengapa masjid di tempat itu kemudian disebut sebagai Masjid Aisyah” ujarnya.

Seorang Muthowif yang membersamai jamaah umroh dari Sa’i Tours Ustadz Muhammad Yasir menjelaskan bahwa lokasi Tan’im merupakan perlintasan lalu lintas dari Makkah ke Madinah dengan jalur yang ramai. Saat ini kompleks Masjid Aisyah telah tertata dengan rapi sehingga memudahkan jamaah beraktivitas.

“Di Masjid Aisyah terdapat lokasi parkir yang luas, toilet untuk mandi dan berganti baju ihrom cukup banyak, sehingga masjid itu nyaman untuk shalat” kata Yasir.

Saat ini lokasi Tan’im terus diperbaiki dari masa ke masa, dari pemerintahan ke pemerintahan. Renovasi terakhir dilakukan oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz yang menghabiskan dana 100 juta riyal dengan luas areal keseluruhan sekitar 84 ribu meter persegi dengan luas bangunan 6.000 meter persegi.

“Masjid ini buka selama 24 jam sehingga memungkinkan siapa pun dapat mengambil miqat sewaktu-waktu dan terlayani penuh dengan baik saat para jamaah umroh mengambil miqot di tempat ini.” kata Yasir lagi.

Sebagaimana diketahui bahwa tempat miqat otomatis lokasi ini menjadi tempat strategis bagi taksi untuk mencari penumpang yang menuju Masjidil Haram.

“Khamsa riyal-khamsa riyal (5 riyal-lima riyal),” begitu biasanya para supir-supir menawarkan jasanya.

Bahwa aturan menumpang taksi di Makkah sangat berbeda dengan yang berlaku di Indonesia. Di sini, tarif taksi dikenakan per penumpang, sehingga dalam satu kali perjalanan menuju Masjidil Haram, sopir taksi bisa saja membawa 3 sampai 4 penumpang, yang masing-masing penumpang tidak saling kenal, semuanya membayar sendiri dengan tujuan sama yakni Masjidil Haram di Makkah.

Sejumlah pedagang asongan di Masjid Tan’im juga menggelar dagangan seperti sabun mandi, ikat pinggang, sandal, dan kebutuhan harian jamaah. Mereka mengambil tempat di dekat lahan parkir yang menjadi lalu-lalang jamaah dari dan menuju kendaraannya atau dekat toilet yang menjadi lokasi untuk berganti baju ihram.

“Itulah gambaran sekilas tentang Masjid Tan’im atau Masjid Aisyah sebagai tempat miqot bagi jamaah umroh” katanya. (*/Oe)

No More Posts Available.

No more pages to load.