INDONNESIANEWS (Sukoharjo)–Pemerintah desa Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo, menggelar kegiatan Seni Potensi dan Budaya Grebeg Sanggrahan, di lapangan Ketahanan Pangan, Sanggrahan, Minggu-Sabtu (18/24-8-2024).
Puncak kegiatan menyemarakkan HUT RI ke-79 itu, akan disemarakkan Kirab Gunungan Tempe, Minggu siang, dan pentas wayang kulit dengan dalang Ki Gondok Wartoyo, malam harinya.
Menurut Kades Sanggrahan, Sutarman, kegiatan yang rutin digelar setiap tahun itu diisi dengan UMKM Expo, yang diikuti 15 RW di desa Sanggrahan. UMKM perwakilan seluruh RW yang ada di desa Sanggrahan tersebut, menempati stand-stand yang disediakan cuma-cuma di lapangan Ketahanan Pangan, Sanggrahan.
UMKM yang dikelola ibu-ibu RW itu menjual berbagai usaha mulai makanan, minuman, kerajinan, dan lainnya. “Disitu ada baki lamaran yang dibuat dari limbah kardus tapi kesannya itu lebih bagus. Jadi bagi masyarakat nggak pusing-pusing bisa pesan dan ambil, harganya juga tidak mahal,”ujarnya,
Selain UMKM RW, kegiatan yang juga bertujuan untuk mengenalkan potensi produk buatan masyarakat yang tergabung dalam UMKM agar dikenal masyarakat luas itu, juga diikuti peserta UMKM dari luar desa Sanggrahan.
“Tapi UMKM yang diluar Expo dari RW pemerintah itu otomatis ada iuran untuk kebersihan,” tuturnya.
Puncak acara untuk memelihara HUT RI ke-79 itu, papar Sutarman, akan Grebeg gunungan tempe, yang akan diikuti sebanyak 58 RT, yang masing-masing membawa tumpeng ke Balai desa.
5 Gunungan Tempe dan tumpeng nanti akan dikirab menuju lapangan Ketahanan Pangan, yang berjarak sekitar 1,5 kilometer.
Tujuan digelar gunungan Tempe selain untuk memeriahkan acara dan juga mengenalkan pengrajin tempe dan mempersatukan budaya atau nguri-uri budaya Jawa. “Apalagi dipuncak ada wayangan, sehingga nanti kebudayaan dan seni budaya yang ada di desa Sanggrahan kita tampilkan dalam acara Grebeg itu, ” paparnya.
Di desa Sanggrahan sendiri kata Sutarman ada 24 pengrajin tempe, yang sudah lama eksis. “Diharapkan dengan acara gunungan tempe produksi meningkat dan semakin dikenal masyarakat luas sehingga kesejajaran para pengrajin tempe dan keluarganya meningkat,” kata Sutarman. (Oe)