INDONNESIANEWS (Sukoharjo)–Rabu (27-11-2024) ini, Indonesia, menggelar Pesta demokrasi, Pilkada 2024 serentak di 545 daerah dengan rincian 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota.
Ditingkat Propinsi Paslon pemenang akan menjadi Gubernur-Wakil Gubernur, di Kabupaten menjadi Bupati-Wakil Bupati, dan tingkat Kota akan menjadi Wali Kota-Wakil Wali Kota baru untuk periode 2024-2029.
Diantara wilayah yang menggelar kontestasi politik Pilkada yakni Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Ditempat itu kotak kosong akan melawan Bupati incumbent, Etik Suryani. Bagaimana situasi Pilkada ditempat itu berikut liputannya.
Sejak pukul 07.00 WIB Pilkada serentak dimulai. Pada waktu tersebut warga yang memiliki hak pilih sudah boleh mencoblos berdasarkan lokasi TPS yang diberikan petugas. Namun umumnya masyarakat tidak datang di awal-awal sebab waktu pencoblosan cukup panjang’ dan akan berakhir pukul 13.00 WIB.
Diantara warga yang datang ke TPS untuk memberikan hak suaranya itu yakni Prof (HC) Dr. (HC) Tuntas Subagyo, S.A.P., S M., M.M, warga dukuh Tempel, desa Purbayan, kecamatan Baki, Sukoharjo. Tuntas yang pernah maju melalui jalur independen untuk Pilkada Sukoharjo 2024 namun gagal untuk melaju ke tahap berikutnya, datang bersama seorang anak gadisnya yang juga telah memiliki hak pilih.
Setiba di TPS 3 desa Purbayan, Baki, Sukoharjo, Tuntas duduk di kursi pemilih dibagian dalam gedung serbaguna tempat digelarnya Coblosan Pilkada 2024. Suasana pemilih ditempat itu sepi, karena itu tidak sampai menunggu lama pebisnis dan juga politikus ini dipanggil untuk melakukan prosesi pencoblosan.
Setelah menyerahkan Undangan Pilkada atau Formulir Model C pemberitahuan, Tuntas menerima 2 jenis surat suara Pilkada 2024. Pertama Surat Suara Pasangan Gubernur Wakil Gubernur (Merah Marun) dan kedua Surat Suara Pasangan Bupati Wakil Bupati (Biru Muda). Tuntas lalu menuju bilik pencoblosan untuk mencobloa pilihannya, untuk kemudian memasuk ke kotak suara yang telah disiapkan.
Tahap terakhir Pria yang pernah maju sebagai Calon Wali kota Solo dari jalur perseorangan pada Pilkada 2020 tersebut, mencelupkan kelingking jari kanannya ke tinta khusus tanda telah memberikan hak pilihnya.
Kepada media ini, Tuntas Subagyo mengatakan, hari ini merupakan pesta demokrasi Pilkada 2024 di Kabupaten Sukoharjo maupun Jawa Tengah.
Harapannya dari pesta demokrasi 5 tahunan itu kata dia akan mendapat pemimpin yang diinginkan masyarakat, yang bisa membangun Sukoharjo dan Jawa Tengah secara baik, serta mengakomodir apa yang menjadi keinginan masyarakat kedepannya.
“”Harapannya ini akan mendapatkan pemimpin yang diinginkan masyarakat, bisa membangun Jawa Tengah secara baik dan bisa mengakomodir yang menjadi keinginan masyarakat nanti kedepannya,” ujar Tuntas.
Sementara itu menanggapi sepinya pemilih di TPS, menurut Ketua Umum Partai Kedaulatan Rakyat (PKR), akibat kurang antusias dari masyarakat untuk mengikuti pesta demokrasi. “Sebabnya karena di Sukoharjo inikan hanya calon tunggal musuhnya hanya kotak kosong, mungkin pengaruhnya juga di situ sangat mengurangi antusiasme dari masyarakat,” tuturnya.
Karena itu kata pria kelahiran 2 Desember 1977 ini, perlu adanya penegasan di Pemilu-pemilu kedepan dipastikan ada calon minimal 2, sehingga bisa merangsang masyarakat untuk mengikuti pesta demokrasi. “Karena hampir di semua TPS sepi semua ga ada yang nyoblos,. Antuasiasme nya sangat kurang, sekali” paparnya.
Dalam Pandangan Tuntas sendiri, adanya Paslon Bupati seperti terjadi di Pilkada Sukoharjo saat ini, yang hanya melawan kotak kosong, merupakan sebuah preseden buruk bagi demokrasi, kemunduran demokrasi yang luar biasa. “Ini TPS sepi sekali dan antuasiasisme masyarakat dalam mengikuti Demokrarasi sangat kurang. Ini salah satu bukti nyata dengan daerah yang melawan kotak kosong, kemudian seluruh parpolnya bergabung menjadi satu dalam pendukungan salah satu calon ini bukti nyata mundurnya Demokrarasi,” ujar Tuntas lagi.
Soal apabila calon petahana Etik Suryani nanti menang melawan kotak kosong, kata Tuntas semua harus menghormati dari demokrasi yang ada. “Cuman karena kita berkomitmen Sukoharjo ini akan lebih baik ya yang berkomitmen berdiri didepan kotak kosong itu akan berkomitmen menjadi oposisi, istilahnya agar ada pengawalan pemerintahan agar tidak kebablasan. Sebab pemerintah kalau tidak ada regulasi pengawalan dan pengawasan baik dari masyarakat dan sebagainya atau dari partai politik. Karena di Sukoharjo ini hampiri semua partai politik mendukung 1 calon sehingga tidak ada oposisi. Sehingga sekarang ini yang berhak menjadi oposisi adalah yang berdiri didepan kotak kosong, biar ada keseimbangan dalam pemerintahan agar Sukoharjo menjadi lebih baik,”: ujar bapak 3 anak ini.
Tuntaspun mengaku siap memposisikan diri sebagai oposisi, agar adanya keseimbangan dalam pemerintahan Sukoharjo. “Kalau tidak ada oposisi tidak ada yang berdiri untuk mengkritisi maupun memberikan masukan terbaik untuk peminatan. Ini akan menjadi kurang baik,” tegas Tuntas. (Oe)