oleh

Bale Agung Bhumi Koripan Gelar Jamasan, Pameran dan Bursa Benda Pustaka

INDONNESIANEWS (Klaten)–Puluhan benda pusaka milik sejumlah tokoh di jamas, dalam kegiatan Jamasan Pusaka Nusantara, yang di gelar Bale Agung Bhumi Koripan bekerjasama dengan Prodi seni keris FSRD ISI Surakarta, Minggu (6-8-2023) pagi.

Selain Jamasan dalam kegiatan bertema Jamasan Sidikara Sarasehan itu juga digelar Pameran dan Blantikan Tosan Aji. Hadir dalam acara itu diantaranya Ketua GP Ansor Semarang Gus Sholahudin Aly, Kapolsek Delanggu AKP Jaka W, Dosen Prodi Keris ISI Surakarta, Bening, Pemerhati Budaya, Indrawati, Kades Segaran Budi Raharja dan lainnya.

Acara dimulai pukul 10.30 WIB, ditandai pelepasan burung perkutut oleh tamu  undangan khusus tersebut, dilanjutkan penyerahan benda pusaka berupa tombak mini oleh penggagas kegiatan Agung Bakar kepada seorang petugas penjamas benda pusaka.

Oleh petugas penjamas berpakaian adat Jawa, benda pusaka tombak lalu dibawa ke lokasi jamasan Wahana Gumuk Segaran. Prosesi Jamasan tombak kemudian dilakukan dengan sejumlah ritual diantaranya menyiramkan air kearah tombak hingga beberapa kali menggunakan gayung batok. Setelah sekitar 15 menit jamasan ke benda pusaka tombak selesai dilakukan.

Dalam jamasan itu terdapat 30 benda pusaka yang di jamas. Tampak Ketua GP Ansor Semarang dan Pemerhati Budaya ikut menjamaskan benda pusaka miliknya.

Menurut Sholahudin Aly dalam kegiatan itu ia membawa 5 benda pusaka. Masing-masing 2 benda pusaka berupa tombak dan 3 keris. “Ada beberapa pusaka 2 keris dan 2 tombak yang dijamas. 1 lagi keris ikut dipamerkan,” ujarnya.

Ditambahkan penjamasan terhadap benda pusaka miliknya sebagai bentuk cinta dan perhatian kepada benda pusaka sehingga harus dirawat seperti dijamas. “”Seperti mobilkan harus dirawat,” tuturnya.

Tokoh ormas yang mengaku memiliki 9 benda pusaka itu mengaku tidak mempercayai klenik dalam keris. Namun ia justru mengagumi kecanggihan metalorgi yang ada pada keris yang luar biasa,

“Salah Satu pamor yang kita jamaskan itukan pamornya miring itukan termasuk pamor langka juga. Itu kok bisa. Artinya zaman dulu saja kok sudah bisa,”paparnya.

Sementara tokoh lain yang juga pemerhati budaya Indrawati mengaku memiliki 5 benda pusaka peninggalan kakeknya yang telah berusia ratusan tahun.

Namun dari benda pusaka tersebut hanya 1 keris yang ikut dijamaskan. Terkait alasan menjamaskan Indrawati percaya bahwa keris yang dibuat oleh Mpu-Mpu ada energi yang dimasukkan dan tidak sembarang ditempa dan selesai lalu dijual. “Kan ada energi, ada lakunya to. Energi itu yang harus diselaraskan,” ujarnya.

Sementara itu penggagas kegiatan Agung Bakar, mengatakan dalam kegiatan itu untuk benda pusaka yang dijamas berjumlah 30 benda pusaka berbagai jenis, peserta Blantikan atau bursa 20 orang, dan benda pusaka yang dipamerkan ada 30 buah keris milik sejumlah Mpu dan Tokoh.

Kegiatan itu sendiri kata dia untuk mengedukasi masyarakat bahwa benda pusaka seperti keris jangan dipandang secara mistis saja tapi bagaimana filosofi keris, artistik keris, sebuah karya seni metalorgi keris itu juga yang harus dihargai.

“Itu yang harus dikenalkan pada generasi mendatang ketika keris dibawa pada mistis saja akhirnya menjauh dari generasi kita. Ini yang kita mencoba mendekatkan pada masyarakat khususnya generasi muda agar mencintai keris kedepannya kita berada ditengah-tengah masyarakat,” ujarnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *