INDONNESIANEWS (Sukoharjo)–Menyambut tahun baru Islam 1445 Hijriah, Petilasan Keraton Pajang Makamhaji Kertasura Sukoharjo, menggelar Kirab Gantos Songsong Agung Grebek Sura Patilasan Kasultanan Pajang 1 Muharam 1444 H 2023 Selasa (18-7-2023) kemarin.
Kirab itu dipimpin Pelestari budaya H.Bambang Sridaya, dengan melibatkan ratusan masyarakat pecinta budaya di Solo Raya dan sekitar petilasan. Sejumlah benda pusaka juga ikut dikirab dalam acara yang rutin di gelar setiap tahun tersebut.
Kirab di mulai sekitar pukul 15.00 WIB. Di tandai sejumlah benda pusaka seperti tombak, payung dan keris yang dikeluarkan dari dalam kompleks petilasan Keraton Pajang.
Melalui pengeras suara pembawa acara menyampaikan susunan acara dan urut-urutan peserta kirab menyambut 1 Muharam 1445 Hijriyah. Berada di urutan terakhir yakni seni reog Ponorogo.
Berada di barisan depan yakni pembawa panji-panji Petilasan Keraton Pajang. Setelah itu barisan pembawa benda pusaka Tombak, Payung, keris dan lainnya.
Setelah itu baru iring iringan andong yang membawa pengasuh Petilasan Keraton Pajang Bambang Sridaya, keluarga dan tamu undangan khusus yang di untuk mengikuti Kirab 1 Muharam. Kirab tersebut juga diikuti puluhan anggota pencak silat.
Dari petilasan peserta kirab menuju jalan raya melalui tugu lilin pajang, berbelok ke kiri ke jalan Adi Sumarmo, lalu berbelok ke arah jalan Gawok dan berbok kembali melui jalan kampung untuk kembali ke petilasan Keraton Pajang.
Kirab Gantos Songsong Agung. Grebek Sura Patilasan Kasultanan Pajang 1 Muharam 1444 H 2023 itu berlangsung sekitar 1 jam. Begitu tiba kembali di petilasan penasehat petilasan Bambang Sridaya menerima benda pusaka payung dari peserta kirab untuk kemudian menyerahkannya kembali kepada tetua pecinta Budaya. Payung tersebut kemudian dibawa ke sekitar sendang untuk diletakkan di tempat tersebut. Jalannya pemasangan payung berjalan secara khidmat.
Sementara itu menurut sekretaris kegiatan Slamet Riyadi kegiatan tersebut di gelar untuk menyambut tahun baru Islam 1 Muharam.
Kegiatan itu kata dia juga sebagai bentuk nguri-uri atau melestarikan budaya adiluhung yang sudah lama dilakukan setiap masuk pergantian tahun Islam. “Ini sebagai bentuk nguri-uri budaya,” ujarnya.
Sementara itu penasehat Petilasan Keraton Pajang Bambang Sridaya, mengatasi kegiatan itu melibatkan ratusan pencinta budaya di Solo Raya.
Selain itu ada sejumlah benda pusaka yang dilibatkan saat iring-iringan. Benda pusaka juga kata dia merupakan bagian masa lampau, dimana benda tersebut dibuat tidak sembarang sehingga kewajiban generasi selanjutnya untuk melindungi dan merawanya.
“Dari Kiran ini kami dari pencinta budaya berharap acara yang memang setiap tahun digelar ini tetap lestari sehingga tidak punah oleh perkembangan zaman,’ paparnya. (Oe)
Komentar