oleh

Hari Tari Dunia, Senima Tari se Solo Raya Menari di Candi Sukuh

INDONNESIANEWS (Karangannyar)– Meriahkan Hari Tari Dunia yang jatuh Pada Tanggal 29 April, pelaku seni tari se Solo Raya, melakukan pertunjukan tari di Pelataran Candi Sukuh, Kabupaten Karangannyar, Jawa Tengah.

Dalam konsep kali ini, para seniman tari sangat antusias dan kosentrasi dalam penampilannya, karena pertunjukan dilakukan di kawasan candi yang tidak pada umumnya.

Sejak minggu siang, para seniman asal Solo Raya dan sekitarnya memeriahkan Sukuh World Dance Day 2024,  di Candi Sukuh Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

Serangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Tari Dunia tersebut, pada

Sabtu kemarin telah diawali dengan workshop di pendopo Kawasan Candi Sukuh. Dalam seni pertunjukan tari ini,  para seniman dan belasan dari sanggar seni tampil bergantian di Pelataran Candi Sukuh.

Kegiatan tersebut digelar oleh Studio Plesungan dan didukung oleh Museum dan Cagar Budaya Indonesian Heritage Agency Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristekdikti.

Tujuan kegiatan ini untuk mengaktivasi kembali relief Candi Sukuh Cagar Budaya sebagai sumber inspirasi dan sumber pengetahuan yang diaktifkan melalui gerak dan tari.

Seelian itu, tema utama Sukuh World Dance Day kali ini yakni olah rasa, olahraga melalui tari dan gerak. Sementata cerita yang diusung dalam peringatan kali ini yakni relief sudamala yang berada di Candi Sukuh. Sudalama sendiri, diambil dari dalam kisah pewayangan saat upacara ritual ruwatan.

Melati Suryodarmo, penginisiasi kegiatan World Dance Day 2024, menyebut bahwa tari itu tidak hanya soal panggung, tari juga merupakan keutuhan jiwa dan raga,  pencarian keseimbangan jiwa melalui berbagai metode. Salah satunya meditasi gerak, mempelajari keruangan candi yang bisa memberikan energi luar biasa kepada tubuh.

“Ini Sukuh World Dance Day yang pertama. Sebenarnya kegiatan yang didukung Musium dan Cagar Budaya, Heritage Agency dari pusat Direktorat Jendral Kebudayaan, tujuannya mengaktifasi kembali Candi Sukuh cagar budaya sebagai sumber inspirasi yang diaktifkan melalui gerak tari,” jelas Melati.

Ia juga menambahkan Sukuh World Dance Day 2024, 24 jam menari ISI Surakarta serta Pura Mangkunegaran, sebagai rumah budaya yang merupakan rangkaian trilogi yang digagas oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Sementara, salah satu peserta seniman tersohor kelahiran Kabupaten Klaten, Mugiyono Kasido, bahwa Sukuh World Dance Day ini, sangat menarik lantaran mengusung konsep candi sebagai sumber inspirasi untuk berkesenian menciptakan karya.

“Ya kalau saya menarik, karena dulu kan ada srawung candi mbah prapti dan sekarang mbak melati, juga meneruskan konsep candi mengenal candi sebagai sumber inspirasi kesenjan untul menciptakan karya berbagai dimensi karena candi bernagai cerita ada bagaimana bentuk batu, arsiterturnya banyak sekali kalau diliat ada lorong lorong ada tangga, itu kan menarik.”

Diharapkan, dengan adanya kegiatan tersebut rangkaian trilogi rumah budaya, dapat menguatkan ekosistem tari dan menguatkan kecintaan warga terhadap tari. (Bud)