oleh

5 Gunungan dan Prajurit Keraton Surakarta, Meriahkan Festival Hasil Bumi Dan Kirab Budaya di Dukuh Pucang, Ngargosari, Boyolali.

INDONNESIANEWS (Boyolali)–Ribuan warga berebut gunungan apem dan hasil bumi, dalam Festival Hasil Bumi dan Kirab budaya Saparan, yang digelar warga dukuh Pucang, desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Boyolali, di Lapangan Pucang, Minggu (10-9-2023).

Festival yang baru pertama digelar tersebut melibatkan 5 Prajurit Bregodo Keraton Kasunanan Surakarta, serta mengusung 5 gunungan ( 2 apem dan 3 hasil bumi) yang diakhir kegiatan dibagikan kepada masyarakat.

Kegiatan tradisi Saparan yang dikemas dalam bentuk Festival Hasil Bumi dan Kirab budaya tersebut dimulai pukul 09.00 WIB dari jalan dukuh Pucang RT 04. Sebelum diberangkatkan 5 buah gunungan di doakan oleh pemuka agama Islam dan diamini peserta dan masyarakat sekitar.

Festival dimulai dengan Prajurit Keraton Kasunanan Surakarta dibarisan depan, disusul sejumlah warga yang mengusung 5 gunungan masing-masing 2 gunungan apem dan 3 gunungan hasil bumi.

Urutan berikutnya ada kereta kencana yang ditarik 2 ekor kuda. Kereta tersebut membawa Perangkat desa Ngargosari dan Forkopimcam Ampel. Dibarisan terakhir barisan masyarakat dukuh Pucang RT 04. Arak-arakan peserta festival melalui jalan-jalan ya g ada di dukuh Pucang dan dukuh lain yang ada di desa Ngargosari

Festival yang salah satu tujuan untuk melestarikan budaya atau nguri-uri itu, berlangsung cukup meriah. Animo masyarakat cukup tinggi dengan memenuhi kanan kiri jalan yang dilewati peserta Festival. Setelah sekitar 2 jam peserta tiba di lapangan Pucang.

Panitia Festival’ Hasil Bumi dan Kirab budaya Saparan, membagi-bagikan 2 gunungan apem. Suasanapun seketika berubah menjadi riuh rendah oleh warga yang berebut apem. Setelah gunungan apem habis, warga menyerbu 3 gunungan hasil bumi yang berupa sayur-sayuran dan buah-buahan. Tidak sampai 10 menit gunungan hasil bumi ludes tak bersisa.

Menurut Ketua panitia Festival Hasil Bumi dan Kirab budaya Saparan, Sutiyo, awalnya kegiatan tersebut akan digelar untuk memeriahkan HUT RI di bulan Agustus lalu. Namun karena sesuatu hal hingga dimundurkan dibulan September dan dikemas lagi dalam bentuk tradisi Saparan, meniru tradisi sebar apem Kyai Gribig di Jatinom Klaten.

“Makanya ini kita sertakan 2 gunungan apem sebagai ciri khas Saparan, selain 3 gunungan hasil bumi. Yang akan dibagikan kepada masyarakat” ujarnya.

Sementara itu terkait keterlibatan prajurit, agar masyarakat melihat langsung Prajurit Keraton Surakarta, tidak hanya mendengar cerita dan melihat di televisi.

Sementara itu Camat Ampel Sri Hanung Mahendrajaya, sangat mendukung kegiatan yang baru pertama kali Kecamatan Ampel, “Semoga menjadi pionir bagi dukuh-dukuh lain di dukuh desa Ngargosari dan dukuh-dukuh lain di Kecamatan Ampel,” ujarnya.

Kegiatan tersebut tambahnya sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT yang memberikan hasil bumi melimpah dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Dengan kegiatan yang disambut antusias masyarakat tidak hanya sekitar tapi dari luar desa itu, diharapkan ditahun mendatang kata dia, hasil bumi lebih melimpah lagi. (Oe).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *