INDONNESIANEWS (Klaten)–Dalam rangka memperingati hari jadi Klaten ke-219, Pemerintah Kecamatan Polanharjo Klaten, menggelar Kirab Budaya, Rabu (26-7-2023) siang.
Kirab yang diikuti 30 kelompok peserta itu dimulai Jam 14.00 WIB, ditandai dengan pengibaran bendera oleh ketua panitia yang juga kepala desa Keprabon Wahyu Janasto, dari depan SMAN 1 Polanharjo.
Berada dibarisan depan yakni iring-iringan delman yang diantaranya ditumpangi Camat Polanharjo Joko Handoyo dan istri. Selanjutnya peserta kirab dari sejumlah sekolah TK -SMA di Polanharjo, perangkat desa dari 18 desa di Polanharjo, kelompok seni, ormas dan lainnya.
Sepanjang perjalanan sejauh 2 kilometer, masing-masing peserta menunjukkan kepiawaiannya kepada masyarakat yang memenuhi sepanjang yang dilalui peserta kirab budaya HUT Klaten ke-219.
Misal seperti kelompok kesenian gedruk buto, sejumlah penari dengan berpakaian ala Indian, dengan gerakan dinamis menghentak-hentakan kaki hingga menimbulkan suara gemerincing yang riuh, demikian juga dengan kelompok kesenian gamelan yang dari atas kendaraan yang di modifikasi menunjuk kebolehannya dalam menyanyikan langgam Jawa dengan iringan gamelan. Ada lagi kelompok kesenian reog Ponorogo yang juga tampil apek hingga membuat masyarakat terkagum-kagum.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit peserta tiba dititik akhir Kirab budaya yakni depan kantor desa Polanharjo. Di tempat itu telah didirikan sebuah panggung kehormatan yang disiapkan khusus untuk tamu undangan, Forkopimcam dan lainnya.
Saat berada di depan panggung setiap peserta kirab budaya HUT Klaten ke-219 diperbolehkan melakukan performance selama kurang lebih 10menit.
Kegiatan itu sendiri berakhir sekitar Jam 17.15 WIB atau mendekati waktu sholat Maghrib.
Menurut Camat Polanharjo Joko Handoyo, kegiatan tersebut digelar untuk memeriahkan hari jadi atau HUT Klaten ke-219.
Diharapkan dengan kegiatan itu kata dia bisa melestarikan budaya atau nguri-uri budaya adiluhung sebab banyak diantara peserta yang tampil dengan pertunjukan kesenian atau budaya Jawa.
“Semoga dengan kegiatan ini ikut nguri-uri budaya Jawa sehingga tetap lestari,” ujarnya.
Ditambahkan kegiatan itu merupakan yang ke 2 pasca pandemi Covid-19 dan akan kembali rutin digelar setiap tahunnya. (Oe)
Komentar