INDONNESIANEWS (Solo)–Keraton Kasunanan Surakarta menggelar tradisi gerebeg gunungan memperingati Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriyah, Kamis (29-6-2023).
Dalam acara rutinitas di hari besar keagamaan Islam tersebut Keraton Kasultanan Surakarta mengeluarkan sepasang gunungan jaler dan estri.
Pukul 10.15 WIB pintu utama Keraton Kasunanan Surakarta Kamandungan dibuka dari dalam oleh abdi dalem. Hal itu menandakan segera dimulainya tradisi gerebeg gunungan.
Melihat itu masyarakat atau pengunjung yang sudah menunggu sejak usai sholat Ied Adha langsung berkerumun dihalaman Keraton. Namun petugas keamanan yang sigap meminta masyarakat berpindah sebab bisa menghalangi jalannya arak-arakan gerebek gunungan.
Sesaat kemudian dari dalam muncul pasukan penabuh musik dramband. Meskipun sebagian besar sudah berusia lanjut namun para prajurit berjalan tegap dan gagah. Berpakaian khas prajurit selain membawa bendera kebesaran dari masing-masing pasukan, prajurit khusus atau inti prajurit Keraton itu juga membawa pedang terhunus di pinggang.
Dibelakang pasukan prajurit Keraton, terdapat perwakilan pengageng parentah Keraton Surakarta yang diiringi ratusan abdi dalem berpakaian beskap, bawahan kain jarik dan blangkon.
Sementara itu sepasang gunungan dibawa sejumlah prajurit dan berada dibagian tengah peserta arak-arakan. Gunungan diusung terdiri dari gunung estri (perempuan) yang terbuat dari rengginang dan makanan siap santap dan gunungan jaler dan gunungan jaler terbuat dari bermacam sayuran mentah terutama kacang panjang. Selain itu prajurit membawa 3 lodang berisi nasi dan lauk-pauk.
Dari Keraton arak-arakan peserta tradisi gerebeg Keraton melewati Sitinggil dan alun-alun utara. Setelah sekitar 15 menit arak-arakan tiba di masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta.
Di masjid perwakilan pengageng parentah Keraton berserta pengiring masuk kedalam beranda masjid tempat digelarnya acara.
Sementara 2 gunungan diletakkan terpisah di kanan kiri halaman masjid. Sedangkan jodang berisi nasi diletakkan di beranda tenang-tenang peseta tradisi gerebeg gunungan.
rangkaian upacara di beranda dipimpin penaset keagamaan Keraton Surakarta KH Muhtaron.
Menarik sebelum selesai doa masyarakat yang sejak awal telah mengerumuni gunungan jaler, langsung berebut. Suasana berubah menjadi riuh rendah.
Sejumlah pengunjung mengaku senang bisa mendapatkan isian dari gunungan. Seperti disampaikan Eko Wibowo warga Pasar Kliwon Solo, yang mendapatkan kacang pajang, timun dan timus (selenting).
Menurut Eko setiap ada Acara gerebek Ia datang untuk mendapatkan hasil bumi dan makanan. Apa yang didapat akan dibagikan kepada tetangga rumah yang meminta. “Nanti mau dibagi-bagikan ke tetangga,” ujarnya.
Sementara itu Tuti warga Kalioso mengaku senang bisa mendapatkan kacang panjang dan makanan. Nanti apa yang didapat akan disayur dan dimakan bersama keluarga, “Mau disayur dimakan bareng keluarga,’ tuturnya.
Sementara itu penasehat agama Keraton Surakarta KH Muhtaron mengatakan kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin keraton yang dalam setahun menggelar tradisi gerebeg sebanyak 3 kali. “Acara ini rutin Keraton digelar 3 kali dalam setahun. Saat hari raya lebaran Idul Fitri, Idul Adha dan Sekaten,” ujarnya. (Oe)
Komentar