oleh

Meriah Tradisi Sadranan Warga Di Desa Jabung Gantiwarno Klaten

INDONNESIANEWS (Klaten)–Untuk melestarikan budaya Jawa yang adiluhung, warga dukuh Besari Wetan dan Besari Kulon desa Jabung kecamatan Gantiwarno Klaten Sabtu sore menggelar tradisi Sadranan.

Pada acara kali ini dikemas semarak lantaran diikuti kirab budaya bregada prajurit Lombok Abang hingga sejumlah gunungan hasil bumi.

Kirab bregada prajurit dan kirab gunungan berlangsung meriah berangkat dari rumah kepala desa Jabung Pramono Hadi menuju makan leluhur desa setempat. Kirab juga diikuti seluruh warga dengan membawa sesaji berupa jajan pasar hingga nasi tumpeng dan ingkung.

Sesampai di kompleks makam 5 gunungan makanan dan hasil bumi beserta tumpeng di doakan oleh pemuka agama setempat. Setelah gunungan dan tumpeng di bagi bagikan kepada warga sekitar.

Warga terlihat menikmati berbagai jenis makanan yang di peroleh. Diantara mereka ada makan di lokasi acara Sadranan tapi ada juga yang membawanya pulang.

Menurut seorang warga Sri, kegiatan seperti itu sudah turun temurun dari orang tuanya yang susah meninggal sehingga tetap di lestarikan sampai saat ini sebab merupakan tradisi lokal yang positif untuk mendoakan arwah orang tua atau leluhur yang telah berpulang, “Tradisi Sadran ini sudah mengakar untuk mendoakan mereka yang sudah meninggal”, ujarnya.

Hal serupa di katakan Harni, bahkan kerabatnya yang merantau di berbagai kota di pulau Jawa seperti Jakarta pulang hanya untuk melestarikan budaya Sadranan yang sudah temurun di lakukan.

Dengan kegiatan itu ia melihat cukup positif di gelar sebab bisa semakin mempererat hubungan baik antar warga di sebuah desa atau dusun. Selain itu yang utama bisa mendoakan keluarga atau kerabat atau siapapun bersama-sama agar di lapangan kuburnya dan di terima di segala amal kebaikan selama di dunia. “Kegiatan ini sangat positif sebab bisa mempererat hubungan antar kerabat dari perantauan dan juga warga sekitar”, ujarnya.

Sementara itu kepala desa Jabung Pramono Hadi mengatakan, tradisi Sadranan merupakan budaya leluhur yang hingga kini masih lestari ditengah masyarakat meski selama pandemi covid 19 sempat mandeg. Sebagai generasi penerus, wajib melestarikan budaya Jawa yang adiluhung yang sarat makna ini. Tradisi Sadranan digelar bertujuan untuk mengenang dan menghormati jasa para leluhur serta mendoakan.

“Tradisi Sadranan juga menjadi ajang silaturahmi warganya baik dari perantauan dan antar warga dalam satu RW”, ujarnya. (*/Oe)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *