INDONNESIANEWS (Solo)–Grup Riset Translation Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret menggelar kegiatan pelatihan penerjemahan buku anak bagi duabelas mahasiswa calon peserta magang di Perpustakaan Ganesa, Sukoharjo, Sabtu (24-6-2023).
Kegiatan itu menghadirkan 4 orang narasumber yaitu Kepala Perpustakaan Ganesa Haerul Afandi, S.Pd, Dr. Bayu Budiharjo, S.S., M.Hum, Dr. Ida Kusuma Dewi, S.S., M.A. dan dosen pengajar program studi Sastra Inggris UNS Dr. Dyah Ayu Nila Khrisna, S.S., M.Hum.
Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Ida Kusuma Dewi, S,S., M.A. selaku penanggung jawab kegiatan. Menurut Ida, pembekalan penerjemahan cerita anak diperlukan agar para mahasiswa yang akan magang kegiatan utama menerjemahkan buku-buku berbahasa Inggris di Perpustakaan Ganesa dapat menghasilkan terjemahan yang baik.
Kegiatan pelatihan penerjemahan buku anak
dimulai oleh pemateri pertama yaitu Haerul Afandi, S.Pd. atau biasa di sapa Haerul. Haerul memaparkan sejarah singkat berdirinya Perpustakaan Ganesa dan bagaimana perpustakaan ini berkembang serta eksis sampai sekarang. Beliau menuturkan dalam perkembangannya perpustakaan ini sudah berhasil menerjemahkan 4.000 buku impor bagi anak-anak.
Di tahun 2014, Perpustakaan Ganesa mengimpor satu kontainer buku anak-anak yang berjumlah hampir 16.000 buku. Haerul kemudian melanjutkan bahwa tugas dari mahasiswa calon magang adalah membantu dan ikut andil dalam penerjemahan buku anak tersebut.
Beliau kemudian melanjutkan dalam proses penerjemahan dan setelahnya terdapat kendala yaitu display buku baru akan jarang dilakukan ketika tidak ada mahasiswa yang magang sebab keterbatasan penerjemah, terdapat permasalahan penerjemahan yang ditanyakan oleh orang tua anak-anak, serta meningkatkan semangat anak-anak untuk membaca buku impor. “Untuk kegiatannya, Ganesa memiliki dua program yang bisa diikuti mahasiswa yaitu Ganesa Storytelling dan Ganesa English Speaking,” ungkap Haerul lebih lanjut.
Dr. Bayu Budiharjo, S.S., M.Hum. melanjutkan sesi pelatihan dengan menguraikan materi mengenai sastra anak dan elemen-elemen penting yang harus dipertimbangkan dalam penerjemahan. Sastra anak mengacu pada sastra yang ditujukan pada anak-anak dan kerap kali konsep ini dirancang oleh orang dewasa untuk menarik anak-anak.
Meski tujuannya untuk menarik anak-anak, terdapat kesenjangan dalam informasi dan sisi negatif positif di segi pengetahuan, pemahaman, dan cara berpikir antara orang dewasa dan anak-anak. Oleh karena itu, dalam penerjemahan, terdapat empat elemen yang harus dipertimbangkan yaitu usia yang berkaitan kepada siapa buku itu ditujukan, gambar yang mengacu pada pertimbangan terjemahan dan gambar harus selaras dalam makna dan komunikatif, humor yang tertuju pada konteks serta permainan kata, dan budaya yang berpusat pada perbedaan budaya teks sumber dan teks sasaran.
Beliau berpesan bahwa dalam menerjemahkan mahasiswa harus mempertimbangkan keempat aspek tersebut supaya menghasilkan terjemahan yang berterima. Selain menyinggung aspek yang perlu dipertimbangkan, aspek penting yang perlu perhatian khusus adalah anomatopeia, idiom, dan kesantunan dalam berbahasa.
Materi ini dipaparkan oleh Dr. Ida Kusuma Dewi, S,S., M.A.. Anomatopeia mengacu pada penerjemahan kata-kata yang mengekspresikan bunyi sedangkan idiom bermakna ungkapan yang maknanya sebagai suatu satuan. Penuturan tentang idiom dan anomatopeia diimplementasikan melalui contoh nyata dari buku bahasa Inggris bersamaan dengan terjemahannya.
Mahasiswa diminta untuk berlatih dan melihat kondisi nyata dari penerjemahan dua materi ini. Beliau juga mengingatkan mahasiswa mengenai kesantunan berbahasa. Aspek ini sangat signifikan mengingat hal ini melibatkan ujaran atau tuturan sopan santun dalam terjemahan dan juga harus disesuaikan dengan kesantunan yang ideal.
Pelatihan ditutup dengan pemateri keempat yaitu Dr. Dyah Ayu Nila Khrisna, S.S., M.Hum. Bu Ayu menunjukkan perbandingan dua buku terjemahan lama dan baru di Perpustakaan Ganesa. Mahasiswa diminta untuk melihat perbedaannya dan menganalisa terjemahan buku tersebut sebagai bentuk gambaran nyata dari apa yang akan mereka temui saat kegiatan magang dilaksanakan. Beliau menjelaskan bahwa dalam menerjemahkan juga harus mempertimbangkan apakah terjemahan dapat dinamis, bahasanya luwes, dan dapat diikuti oleh pembaca terutama anak-anak.
Tidak lupa juga, Bu Ayu menegaskan bahwa perlu memperhatikan posisi peletakan terjemahan supaya tidak mengganggu proses membaca anak-anak mengingat buku anak-anak memiliki banyak ilustrasi.
“Pelatihan penerjemahan buku anak-anak ini bertujuan untuk mengaplikasikan dan mengabdikan ilmu yang biasa di share di kampus kali ini kita share ke masyarakat dan mitra kali ini adalah Perpustakaan Ganesa,” ungkap Bu Ayu saat diwawancarai.
Kegiatan ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menimba ilmu serta kesempatan untuk mengabdi pada masyarakat. Serangkaian kegiatan pengabdian ini memiliki dua event utama yaitu pelatihan dan pendampingan yang dilaksanakan penerjemahan buku anak. Bu Ayu juga menambahkan selama masa magang, para dosen akan me-monitor kegiatan magang mahasiswa selama jangka waktu beberapa bulan. Beliau berharap melalui kegiatan ini mahasiswa dapat dibekali ilmu sebelum mereka diterjunkan ke institusi tempat magang. Ia juga menuturkan bahwa mahasiswa bisa mengetahui kendala apa yang ditemukan dan menggali serta merancang problem solving selama magang dalam proses penerjemahan buku anak-anak.
Dr. Dyah Ayu Nila Khrisna, S.S, M.Hum menjelaskan bahwa acara ini merupakan salah satu kegiatan sebagai rangkaian dari kegiatan-kegiatan yang direncanakan dalam program pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Dr. Heriyanto Nababan, S.S., M.Hum.
Grup Riset Translation program studi Sastra Inggris tahun 2023. “Setiap tahun kami melakukan pengabdian dan tahun ini (mitranya) ada di Ganesa,” tuturnya.(Oe)
Komentar