INDONNESIANEWS (Klaten)–Siapa bilang barang bekas hanya akan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), dicampakkan, dibakar atau dimusnahkan hingga tak bersisa. Sebab ditangan orang-orang kreatif barang bekas bisa disulap menjadi benda yang super keren, dan laris manis dipasaran.
Seperti di desa Boto, Kecamatan Wonosari Klaten, sekelompok ibu rumah tangga (rt) mengolah sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis dan memberikan pemasukan untuk keluarganya. Berikut Reportase wartawan Indonnesianews.com, Salahuddin.
Menurut Kades Boto Sri Rejeki, Bank sampah “bersih hatinya” yang didirikan sekelompok ibu rt di dukuh Pakis Rt 2 Rw 1 Boto Wonosari Klaten, baru berdiri 2022 lalu. Namun hebatnya meskipun terbilang baru, tetapi sudah berprestasi, Juara 1 di lomba pemanfaatan batang bekas tingkat Kabupaten Klaten.
“Kita pernah menjuarai Bank sampah itu nomor 1 se Kabupaten Klaten. Alhamdulillah langsung dapat (piala-red) dari Bupati Klaten nggih,” ujar Sri Rejeki.
Ditambahkan munculnya ide Bank sampah yang diolah tangan-tangan kreatif ibu-ibu di dukuh
Pakis Rt 2 Rw 1 berawal dari rasa “sayang” melihat banyaknya benda atau barang bekas yang dibuang begitu saja oleh pemiliknya.
Dari situlah kata ibu 3 anak ini, ada seorang warga yang sehari-hari berprofesi sebagai guru, dan atas dukungan dari Pemdes Boto, akhirnya dimulai pengolahan benda/barang bekas, yang dikumpulkan melalui Bank sampah.
“Jadi tidak semua barang bisa masuk Bank sampah. Hanya benda kering tertentu saja yang bisa diterima seperti kertas, ban mobil, plastik untuk diolah,,”tuturnya.
Menariknya lagi benda/barang bekas yang berasal dari warga sekitar khususnya dan desa Boto umumnya itu kata Sri Rejeki lagi bukan diminta dengan gratis tetapi dibeli dengan harga tertentu, sehingga memberikan pemasukan tambahan bagi warga agar juga mau mendukung program pemanfaatan barang bekas.
Setelah barang bekas terkumpul barulah sejumlah ibu-ibu kreatif yang berasal dari warga sekitar berkumpul untuk mulai mengolah benda bekas menjadi barang yang menarik dan lebih berguna atau bermanfaat.
“Ada kursi atau tempat sampah dari ban mobil, motor-motoran dari ban bekas, cintung sayur dari batok dan masih banyak macamnya. Saya bangga dengan warga kami yang punya kreatifitas begitu tinggi,”papar Sri Rejeki.
Hebatnya lagi tambah Sri Rejeki kreatifitas ibu-ibu tidak didapat dari pelatihan khusus tetapi otodidak belajar dari YouTube, namun kualitas barang bekas yang dihasilkan cukup baik dan banyak disukai masyarakat berbagai kalangan mulai kelas bawah hingga atas
Selain itu yang pasti juga dari pekerjaan tambahan untuk mengisi waktu luang ibu-ibu yang terlibat tidak sia-sia sebab selain dari penjualan barang bekas memberikan income tambahan juga telah diganjar prestasi di tingkat Kabupaten Klaten.
Bahkan kata Sri Rejeki, setelah menang lomba, dari Dinas Lingkungan hidup Klaten memberikan sumbangan sepeda motor bak roda tiga. Dimana motor itu diberikan untuk mempermudah saat mengambil barang bekas dari warga.
Selain dijual kembali ke warga sekitar, produk barang bekas tersebut kata orang nomor 1 di desa Boto itu juga ada yang pembeli baik yabg datang dari Klaten dan luar Klaten yang datang untuk membeli.
Sementara itu menurut Kadus wilayah 1, Silvia Febriana Risti, kegiatan ibu-ibu yang membuat kerajinan dari sampah tersebut bersifat tentatif artinya ibu-ibu baru membuat kerajinan dari benda bekas saat atas pasokan.
Pasokan benda/barang bekas kata dia biasanya hanya dilakukan sebulan sekali. “Pasokan benda bekas biasanya sebulan sekali. Saat itulah ibu-ibu mulai bekerja sesuai arahan atau permintaan peminat,” ujarnya. (Oe)
Komentar