oleh

HARPI “Melati” Mojosongo Boyolali dan LBK Erawati Gelar Table Talk Budaya dan Tata Rias Pengantin

INDONNESIANEWS (Boyolali)–Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) “Melati” ranting Mojosongo Boyolali bekerjasama LBK Erawati, menggelar kegiatan bertajuk Warisan Budaya Bangsa, Table Talk Budaya dan Tata Rias Pengantin, di Hotel Pondok Asli Boyolali, Jumat (28-7-2023).

Dalam kegiatan yang mengangkat tema filosofi alis nanggal sepisan itu hadir Ketua HARPI “Melati’ DPC Boyolali Hj Sumarni Sutrisno, Ketua HARPI “Melati” ranting Mojosongo dan pengurus cabang DPC HARPI “Melati” Boyolali.

Dalam sambutannya Ketua HARPI “Melati” DPC Boyolali Hj Sumarni Sutrisno dihadapan 20 perias di Kecamatan Mojosongo Boyolali menjelaskan sejarah berdiri HARPI “Melati” salah satunya oleh almarhum ibu Naniek Saryoto dari Solo.

Kedudukan Almarhum Nani Saryoto saat itu di HARPI kata dia yakni sebagai Ketua umum HARPI “Melati” Indonesia. “Di Solo dia (alm Naniek S) adalah ketua ranting. Saat saya masuk HARPI “Melati” tahun 1982 beliau tidak hanya sebagai pengurus tetapi juga sebagai penguji perias,” ujarnya.

Kalimat dibelakang HARPI yakni Melati tambah dia kepanjangan dari Memetri, Langgeng, Totocoro Indonesia. “Memetri itu nguri-uri (melestarikan) agar jangan sampai punah, langgeng artinya abadi selamanya, totocoro artinya tatacara adat,” tuturnya.

Masih menurut Sumarni Sutrisno, HARPI “Melati” merupakan organisasi profesi yang ada di Indonesia dan disyahkan oleh Presiden dan Kementerian (Menteri Kebudayaan). “Bahwa perias ada wakil-wakilnya tergabung dalam organisasi sesuai profesi. Profesi itu keahlian pribadi yakni perias pengantin,” paparnya.

Pada bagian kata Sumarni Sutrisno sebelum resmi berdirinya HARPI “Melati” tahun 1981, para perias tergabung dalam IPPI (Ikatan Perias Pengantin Indonesia). Sebelum IPPI ada IATRI (Ikatan Ahli Tata Rias Pengantin Indonesia). Dimana semua didirikan oleh almarhum Naniek Saryoto bersama istri Gubernur Jateng saat itu Ibu Suparjo Rustam serta alm ibu Tien Soeharto. “Jadi sebelum tahun 1980 HARPI itu sudah ada dengan indahnya, megahnya dengan didukung wanita-wanita terhormat dan hebat,” kata Sumarni Sutrisno.

Sementara dalam kesempatan sama LBK Erawati memaparkan tentang tari Buto Gedruk yang bisa tampil sebagai tari penyambutan dan pembukaan di acara pernikahan.

“Tari Buto Gedrukpun juga bisa utk tari penyambutan dan opening di acara acara hajatan pernikahan,” ujar Laura Erawati Owner dari Dewi Erawati Owner dan Permata WO.

Ditambahkan dalam Table Talk Budaya dan Tata Rias Pengantin juga di paparkan tentang tata cara membuat alis khas Indonesia yaitu alis nanggal sepisan. (Oe)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *