INDONNESIANEWS (Boyolali)–DPC Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Boyolali, menggelar Lomba Keluwesan dan Makeup Se-Kabupaten Boyolali di Joglo Kelurahan Siswodipuran, Senin (24-7-2023).
Menurut Ketua DPC HARPI Melati Boyolali, Hj Sumarni Sutrisno, didampingi wakil ketua Siti Tasdiqoh, kegiatan itu digelar untuk memeriahkan HUT RI ke-78.
Selain itu kata dia lomba yang diikuti sebanyak 47 peserta yang merupakan Ketua ranting dan pengurus HARPI Melati Se-kabupaten Boyolali itu bertujuan untuk nguri-uri adat budaya Jawa khususnya di Solo agar kita tahu cara berbusana yang baik, etika kita dalam berbusana, etika dalam merias dan juga tata rias wajah yang ditetapkan sehari-hari untuk diri sendiri, maupun untuk melayani masyarakat.
“Dan semoga bisa meningkatkan mutu dan kwalitas perias di Kabupaten Boyolali. Mutu profesionalnya sebagai perias dan mutu kwalitas sebagai perias. Kita sebagai orang Jawa harus nguri-uri Adat budaya Jawa,” ujarnya.
Ditambahkan acara yang melibatkan tim juri dari DPC HARPI Boyolali dan sponsor memilih Juara 1-3 dan Juara harapan 1-3, juara berbusana terbaik, juara favorit, juara peserta termuda dan tertua, serta piala bergilir.
Sementara kriteria penilaian bagi peserta meliputi makeup wajah komplit, keserasian busana dan keluwesan berbusana.
Kegiatan yang rutin digelar setiap tahun itu dimulai dengan persembahan Tati selamat datang atau Gambyong, yang dibawakan 4 penari dari anggota HARPI Melati Se-Kabupaten.
Selanjutnya dilanjutkan sambutan-sambutan dari ketua panita dan Ketua DPC HARPI se-Kabupaten Boyolali.
Sementara itu dalam kesempatan sama Pengurus DPC HARPI Boyolali Bidang Humas, Budi Astuti didampingi Laura Erawati, mengatakan terpenting dari lomba Keluwesan dan Makeup adalah bagaimana kita melestarikan budaya Indonesia khusus nya Jawa sebagai warisan yg adiluhung,, jangan sampai tergerus perkembangan zaman dan budaya barat yang tidak sesuai dengan adat budaya timur.
“Kegiatan itu untuk menumbuhkan rasa kecintaan kita terhadap nilai-nilai adat budaya timur yang sangat menjaga etika dalam segala hal,” ujarnya.
Lomba sendiri dimulai setelah ada aba-aba dari panitia. Peserta yang duduk berdampingan dengan peserta lainnya kemudian dengan peralatan yang disiapkan sponsor kemudian mulai merias dirinya sendiri.
Hasil makeup dari peserta itu kemudian akan dinilai oleh Panitia Lomba Keluwesan dan Makeup. (Oe)
Komentar