oleh

KAI Batik Roadshow” Sambut Ratusan Ribu Wisatawan di Stasiun Yogyakarta Selama Nataru 2024/2025

INDONNESIANEWS (jakarta)–KAI menggelar “Batik Roadshow” sebagai bagian dari perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Dengan tema “Menelisik Batik, Merawat Riwayat,” pameran ini berlangsung di Stasiun Yogyakarta dari (21-31) Desember 2024. Acara tersebut menyoroti harmoni antara budaya Nusantara, khususnya batik dengan sejarah panjang transportasi kereta api di Indonesia.

Yogyakarta terus menjadi magnet wisata selama masa liburan Nataru. Dari 19 Desember hingga 23 Desember pukul 08.00 WIB, tercatat sebanyak 87.710 wisatawan yang menggunakan kereta api jarak jauh telah tiba di dua stasiun besar Kota Yogyakarta, dengan rincian 58.459 penumpang tiba di Stasiun Yogyakarta dan 29.251 penumpang di Stasiun Lempuyangan.

“Secara keseluruhan, penumpang yang tiba di seluruh stasiun wilayah Daop 6 Yogyakarta termasuk Stasiun Solo Balapan, Wates, Purwosari, dan lainnya sejak 19 Desember hingga 23 Desember pukul 08.00 sudah mencapai 140.586 penumpang. Angka tersebut belum termasuk layanan Commuter Line di Area VI Yogyakarta pada periode 19-22 Desember yang menghantarkan 117.891 pengguna, serta KA Bandara di wilayah Yogyakarta yang menghantarkan 39.926 penumpang,” ungkap Vice President Public Relations KAI Anne Purba.

Sebagai stasiun integrasi, selain kedatangan penumpang kereta jarak jauh, Stasiun Yogyakarta juga mencatat 29.956 pengguna Commuter Line dan 39.926 pengguna KA Bandara dari 19 hingga 22 Desember 2024 tiba. Hal ini menjadikan Stasiun Yogyakarta sebagai salah satu stasiun integrasi yang banyak disinggahi penumpang kereta api.

“Kami bangga menyambut ratusan ribuan wisatawan yang menjadikan Yogyakarta sebagai pilihan utama selama Nataru. Kota ini menawarkan kombinasi sempurna antara keindahan alam, kekayaan budaya, dan keramahan masyarakatnya,” ujar Executive Vice President KAI Daop 6 Yogyakarta Bambang Respationo pada kesempatan terpisah.

Pameran “Menelisik Batik, Merawat Riwayat” menampilkan 30 koleksi batik Vorstenlanden yang menggambarkan filosofi mendalam dari seni tradisional. Berkolaborasi dengan Lawasan Batik dan Esca Design Studio, pameran ini mengintegrasikan seni instalasi dalam desain interior dengan narasi sejarah kereta api.

“Stasiun Yogyakarta sebagai salah satu stasiun tertua di Indonesia, menjadi lokasi strategis untuk menyampaikan pesan pelestarian budaya kepada generasi muda. Kereta api bukan hanya alat transportasi, tetapi juga penghubung antartradisi. Melalui pameran ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk mencintai sejarah dan warisan budaya Indonesia yaitu batik,” tambah Bambang.

Selama pameran berlangsung pengunjung dapat menikmati berbagai kegiatan, mulai dari pertunjukan musik klasik, akustik, dan harmonika, hingga sesi Nyanting & Healing yang mengajak pengunjung merasakan proses membatik secara langsung. Ragam acara ini dirancang untuk mempererat hubungan generasi muda dengan seni dan budaya Nusantara.

“Sebagai salah satu kota wisata, Yogyakarta tidak hanya menawarkan keindahan alam tetapi juga warisan budaya seperti seni batik, gamelan, dan tarian tradisional. Pameran ini merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk lebih mengenal dan mencintai kekayaan budaya Indonesia yang hadir di Stasiun Yogyakarta,” tutup Bambang. (*/Oe)