oleh

Individu yang Kuat dan Bermartabat untuk Menjadikan Negara yang Bermartabat, Prof Tutuka : Diperlukan Konsep Politik Teknologi yang Tepat.

INDONNESIANEWS (Solo)–Negara bermartabat dan negara yang besar bisa diwujudkan apabila didasari dengan individu seseorang yang bermartabat, mempunyai keseimbangan antara nalar dalam pemikiran, nafsu atau keiginan, dan spiritual Kepada Sang Pencipta.

Sepenggal uraian bait tersebut, seperti disampaikan Prof Tutuka Ariadji dalam bukunya berjudul “Negara Bermartabat: Konsep Politik Teknologi Berkelanjutan”. Dimana, menjadikan sebuah negara bermartabat merupakan konsep impian setiap bangsa selama ini.

“Namun tidak semua bangsa atau negara mampu mewujudkannya. Termasuk Indonesia, apalagi kalau kita lihat di media sosial, percakapan dan perdebatan tidak bermoral dan memprihatinkan,” ungkapnya usai peluncuran buku Negara Bermartabat, Senin (12/8/2024), di Candi Ratna Pura Mangkunegaran.

Meski begitu, Prof Tutuka menyampaikan, menjadi negara bermartabat masih bisa dicapai, salah satu upaya melalui teknologi. Dalam hal ini, diperlukan konsep politik teknologi yang tepat.

“Kita harus melihat kemamluan kita, SDM kita seperti apa. Kita satukan dengan teknolpgi yang tepat untuk bangsa dan negara. Yang tentu saja dengan memperhatikan kepentingan masyarakat dunia agar bumi bisa bertahan berkelanjutan,” jelasnya.

Lanjut Prof Tutuka menambahkan, prinsip dasar yang ingin ia sampaikan yakni untuk menjadi Negara Bermartabat harus diawali dengan menjadi individu bermartabat. Hal itu harus dicapai dengan menyeimbangkan antara nalar, nafsu dan spiritual.

“Tiga hal itu harus seimbang. Maka dari individu diaplikasikan ke bangsa. Untuk itu perlu pemimpin tepat dan kuat serta memiliki visi. Dengan demikian, bangsa bermartabat dihasilkan dari individu yang bermartabat,” pungkasnya.

Dalam peluncuran buku yang dihadiri Mangkunegoro kaping X, KGPAA Bhre Cakrahutomo Wiro Sudjiwo tersebut, juga menyebutkan bahwa di Indonesia ini beragam dalam sdm nya. “Jadi perlu pemimpin yang tepat kuat yang punya visi bahwa bangsa bermartabat itu dihasilkan dimulai dari manusia individu yang bermartabat.”

Selain itu, Prof Tutuka juga menyebut bahwa hal tersebut bisa diterapkan konsep politik teknologi ini di Solo, yakni produk batik. Ia melihat Batik Solo tersebut sangat kuat dan mengakar.

“Produk teknologi batik. Sayabsudah jalan jalan ke Indonesia bahkan dunia juga tidak ada yang lebih kuat mengakar produk tenologinya seperti batik di Solo ini. Mengapa? Karena masyaratknya membuat dari berbagai level membuatnya yang menjadikan kekuatan.”

“Kekuatan itu, yang akhirnya memberikan kekuatan besar bahwa diri kita siapa. Dan itu yang diangkat ke tempat yang lebih tinggi lagi,” jelas Prof Tutuka. (Bud)