INDONNESIANEWS (Klaten)–Tasyakuran dan upacara adat bersih sendang Sinongko desa Pokak, Kecamatan Ceper, Klaten, digelar di Kompleks Sendang tersebut, Jumat (15-9-2023) siang.
Acara tersebut diwarnai pembacaan sejarah Sendang Sinongko dan ditutup dengan makan bersama-sama;yang melibatkan ratusan warga sekitar. Hadir dalam acara itu Assisten Pemerintah dan Kesra Joko Purwanto, Anggota DPRD Jateng, Kadarwati, dan lainnya.
Semula Bupati Klaten Sri Mulyani, dijadwalkan hadir diacara tersebut. Namun kemudian batal dan digantikan Aspemkesra.
Tarian tradisional Jawa sebagai ungkapan selamat datang kepada tamu yang hadir berjudul tari Gambyong yang dibawakan 3 mahasiswi tari ISI Surakarta, menandai dimulainya kegiatan. Dengan lemah gemulai 3 penari yang mengunakan kostum khas Jawa, menghibur pengunjung sekira 15 menit. Penontonpun bertepuk tangan diakhir tarian.
Acara bergulir ke seremonial sambutan-sambutan.. Sambutan pertama oleh Kades Pokak, Soetjiati. Dilanjutkan Assisten Pemerintah dan Kesra Joko Purwanto.
Acara itu juga diwarnai
Pembacaan sejarah Sendang Sinongko oleh seorang warga. Dalam riwayatnya Sinongko merupakan pemberian nama dari Sunan Pakubuwono VII Surakarta.
Nama “Sinongko” diberikan oleh Sunan Pakubuwono VII Raja Kasunanan Surakarta yang bertahta tahun 1830 – 1858 Masehi. Ihwal pemberian nama tersebut ketika sang raja melakukan perjalanan ke Yogyakarta dalam rangka plesir wisata atau urusan lain dalam hubungannya dengan Keraton Yogyakarta.
Sewaktu perjalanan menuju ke Yogyakarta, sang raja beristirahat di daerah Ceper Klaten, tepatnya di sebuah sendang yang airnya jernih dengan rimbunnya pepohonan di sekitar sendang.
Di lokasi sendang tersebut tumbuh banyak Pohon Nangka. Sang Raja berkesempatan untuk menikmati buah nangka yang masak dari lokasi tersebut. Hingga kemudian sang raja berpesan agar tempat (sendang) ini dinamakan “Sinongko.” Sejak saat itu sendang tersebut bernama Sendang Sinongko.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan makan bersama sebagai bentuk tasyakuran adat bersih desa Sendang Sinongko.
Kegiatan makan bersama tersebut diikuti ratusan warga sekitar. Panitia terlihat hilir mudik menyerahkan makanan berupa olahan daging kambing lengkap dengan nasinya
Sebelumnya Kades Soetjiati mengatakan kambing tasyakuran yang dioleh menjadi kuliner tongseng merupakan sumbangan sejumlah donatur di desa Pokak
Sementara itu warga terlihat sangat menikmati makanan yang diterima. Seperti disampaikan Joko yang mengaku masakan cukup enak, bumbunya meresap. Namun lebih dari itu ia berharap kegiatan untuk melestarikan budaya tersebut tetap dijaga jangan sampai punah oleh zaman modern. “Modern oke tapi kegiatan tradisional harus tetap lestari” ujarnya.
Hal serupa disampaikan Tuti. “Saya sebagai generasi tua sangat mendukung kegiatan ini karena sejak kecil sudah ada,” tuturnya.(Oe)
Komentar