oleh

Untuk Mendorong Tumbuhnya Inovasi Desa Dan Optimasi Pengelolaan BUMDes, Pemdes Kec Ngemplak Studi Tiru di Desa Berprestasi di Lombok NTB

INDONNESIANEWS (Boyolali)–Camat Ngemplak Boyolali, bersama dua belas Kepala desa di Kecamatan Ngemplak, selama 2 hari dari Selasa-Rabu (25-26 Juli 2023) lalu, melakukan studi tiru ke sejumlah desa/kelurahan berprestasi tingkat Nasional, di Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menurut Camat Ngemplak Ari Wahyu Prabowo, kegiatan studi tiru tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan kapasitas kepala desa, yakni untuk menambah referensi dan mengadopsi berbagai inovasi dan keberhasilan yang telah diterapkan di desa lain.

Disamping itu kata dia, untuk membangun networking/jaringan antar wilayah sebagai media promosi di wilayah masing masing. “Menambah referensi, dan mengambil inovasi yang berhasil diterapkan desa lain itu sangat penting, disamping membangun jaringan untuk media promosi,” ujarnya.

Salah satu lokus (tempat) yang dikunjungi para Kades di Ngemplak tambah Ari Wahyu Prabowo, adalah kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, NTB. “Tempat itu (Dayan Peken) dipilihnya sebab merupakan peraih penghargaan administrasi desa/kelurahan tingkat nasional,” tuturnya.

Sementara itu kedatangan rombongan Camat dan para Kades di Kecamatan Ngemplak, diterima langsung oleh Camat Ampenan Muzakir, S.STP, MM. Dimana
Dalam kesempatan itu Camat Ampenan memaparkan berbagai inovasi yang dikembangkan antara lain Pelayanan Administrasi Masyarakat berbasis Teknologi Informasi.

Lokasi lain yang dikunjungi rombongan dalam studi tiru itu tambah Ari Wahyu Prabowo yakni desa Sukarara Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Pemilihan tempat itu yakni terkait dengan pengembangan ekonomi produktif perempuan dengan pelestarian budaya leluhur berupa tenun, yang dikelola oleh BUMDes dgn omset yg cukup besar sekitar 2 M dalam berkontribusi peningkatan PADEs dan ekonomi masyarakat khususnya kaum perempuan.

Dalam kesempatan tersebut mereka diterima oleh Kades Sukarara dan Ketua BPD Sukarara. “Harapannya dapat menjadi kemitraan antara kedua pihak dalam upaya mengembangkan potensi yang ada didesanya masing masing,” paparnya.

Masih menurut Ari Wahyu Prabowo secara karakteristik wilayah antara desa sukarare dan wilayah lombok tengah juga hampir sama dengan wilayah di Kecamatan Ngemplak dimana berdekatan dengan wilayah bandara dan berbasis sektor utama adalah pertanian.

Sementara itu Kades Pandeyan Dwi Purboyono SH, MH, terkait studi tiru di NTB yakni untuk mengetahui
prinsip dalam menggali informasi implementasi inovasi yang dilaksanakan wilayah lain untuk dapat diamati dan ditiru serta dimodifikasi sesuai kondisi wilayah.

“Fokus kunjungan di desa Dayan Peken terkait inovasi pelayanan masyarakat berbasis online dan NIK, dan desa Sukarara peningkatan PADes melalui pemberdayaan kelompok wanita (PKK) warisan leluhur tenun,” ujarnya.

Sementara itu menurut Kades Manggung Marsono, yang ia dapatkan dari studi tiru yakni di Desa Dayan Peken berupa Sistem pelayanan maju dgn sistem E_Sampan .elektronik sistem adminitrasi masyarakat Ampenan .berfungsi untuk mempermudah pelayanan dasar masyarakat, menghemat waktu dan evisiensi anggaran.

Selain itu gerakan UMKN maju dibidang pengembangan sorgum, anggaran pemberdayaan lebih besar sehingga kegiatan lebih maksimal dlm menggali potensi masyarakat.

Lainnya program CLBK artinya cinta cipta literasi berbasis keluarga.gerakan cinta membaca buku bersama keluarga .l, dan pemberdayaan karangtaruna sebagai Polmas dibidang pemadam kebakaran dgn menggunakan kendaraan roda 3.

Sementara di Desa Sukarara yang didapatkan yakni menguri-uri budaya luhur dgn membuat kerajinan menenun .sehingga menenun adalah salah satu persyaratan wajib untuk menikah .yg mengandung maksud bahwa seseorang yg mau berkeluarga dibekali dgn kemandirian sehingga menambah perekonomian masyarakat .(Oe)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *