INDONNESIANEWS (Boyolali)–Masjid-masjid yang bernilai sejarah umumnya dibangun oleh para ulama atau tokoh berpengaruh dari pribumi. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Masjid Baiturrohmah yang berdiri di Dusun Cepogo, Desa Sukabumi, Kabupaten Boyolali. Siapa sangka, masjid tertua di Cepogo ini justru dibangun oleh Belanda.
Masjid Baiturrahman berada di sebelah Pasar Sayur Cepogo lama. Lokasinya masuk ke dalam jalanan kampung, akan tetapi untuk menemukan masjid ini cukup mudah. Sebab, papan namanya tak hanya berdiri di depan masjid, tapi ada di pinggir jalan Solo-Selo-Borobudur (SSB).
Ketua takmir Masjid Baiturrohmah Cepogo, Ahmad, 79, mengatakan berdasarkan getok tular atau cerita mulut ke mulut dari masyarakat, masjid tersebut telah dibangun sejak 132 tahun yang lalu. “Jadi masjid ini yang membangun Belanda. Awalnya di dekat Balai Desa Sukabumi [sekarang] ada tempat usaha Belanda begitu. Nah, di sana ada langgar [musala] yang digunakan warga untuk beribadah tapi dianggap mengganggu karena suara dan lain-lain,” ujarnya.
Setelah itu, pemerintahan Belanda pun memindahkan langgar itu dari sekitar balai desa menuju Dusun Cepogo. Warga dibuatkan sebuah masjid untuk beribadah.
Saat ini, Masjid Baiturrohmah masih digunakan untuk aktivitas ibadah, belajar mengaji, dan pengajian oleh masyarakat. Ahmad mengatakan setiap Minggu malam ada pengajian rutin sedusun lalu setiap selapan atau 35 hari sekali ada kegiatan dari Muslimat NU.
Anak-anak juga menggunakan serambi masjid untuk kegiatan Taman Pendidikan Al-Qur’an setiap sore. “Di sini kan lokasinya hanya di barat pasar, banyak juga orang luar yang salat di sini. Jadi mereka sehabis beraktivitas di pasar kemudian salat di sini, enggak cuma warga Sukabumi saja,” jelasnya
Ahmad berharap masjid tertua di Kecamatan Cepogo tersebut akan tetap lestari. Ia juga ingin Masjid Baiturrohmah dapat semakin dikenal masyarakat luas dan dikunjungi untuk beribadah.
Sementara itu, Kasi Pemerintahan Desa Sukabumi, Mahmudi, membenarkan jika masjid tersebut dibangun oleh Belanda. Ia mengatakan dulunya terdapat sebuah langgar milik pemuka agama di Sukabumi yang berada di dekat pabrik kopi Belanda.
Kemudian, keberadaan langgar tersebut dianggap mengganggu aktivitas pabrik kopi dan selanjutnya Belanda membuatkan sebuah masjid yang agak jauh dari pabrik. “Sebelum adanya masjid-masjid di kampung lain, ini masjid pertama di Kecamatan Cepogo. Untuk umur mungkin sekitar 100-an tahun, bagian tiang dan mustaka atau kubah masjid masih asli,” kata dia.
Ia mengungkapkan dulu Masjid Baiturrohmah Cepogo tak sebesar itu, melainkan hanya bangunan kecil. Namun, oleh warga dibangun secara swadaya dengan iuran mereka sendiri.
Hal tersebut dibenarkan oleh warga yang rumahnya berada di samping utara masjid, Sumantri, 64. Ia mengingat betul saat masih anak-anak sering mengaji di masjid tersebut.
Seingatnya, bangunan masjid di lereng Gunung Merapi tersebut hanya satu kotak beserta serambi masjid. Namun, saat ini sudah ada tambahan teras di luar serambi sehingga tampak lebih besar.
“Sejak saya kecil, ini memang tak hanya digunakan masyarakat Sukabumi, tapi banyak. Masjid Baiturrohmah ini sudah saya gunakan sejak kecil, ikut TPA, sampai cucu saya ada enam pun masih ada,” jelasnya. (Spost/Oe)
Komentar