INDONNESIANEWS (Solo)–Seorang dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, mengakhiri masa pensiun dan HUT kelahiran dengan cara unik, yakni Touring dengan sepeda motor ke Lombok NTB dan ritual menyelam dilautan pada malam hari.
Dosen tersebut yakni Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes, warga Joglo, Kecamatan Banjarsari, Solo. Lelaki 65 tahun tersebut merupakan pengajar di FKOR spesialisasi Aquatik (renang) UNS Surakarta.
Menurut bapak 1 istri dan 4 anak yang biasa disapa Joko, yang mengaku memiliki latar belakang anak sungai karena tinggal di pinggir sungai Bengawan Solo itu, tepat pada 19 Januari 2025 lalu usianya genap 65 tahun dan pada 1 Februari 2025 pensiun setelah 35 tahun mengabdi di FKOR UNS Solo.
Menyambut 2 peristiwa istimewa itu kata Joko, untuk Ulang Tahun memiliki kebiasaan atau ritual menyelam bukan siang hari tetapi pada malam hari. “Nah Kenapa saya ngambil nyelamnya pada malam karena saya lahir tanggal 19 jam 19.00 malam jam 7 malam. Sehingga saya nyelam malam itu kalau orang lain ulang tahun tiup lilin, kalau saya ulang tahun di kedalaman laut,” ujarnya.
Kebiasaan unik, karena berbeda dari kebiasaan umumnya orang dalam merayakan momen istimewa itu tambah Joko dilakukan untuk meningkatkan diri dalam kemampuan menyelam dan bermakna bagi dirinya.
“Dan kemarin karena Ulang Tahun tanggal 19 berdekatan dengan tanggal hari pertama masuk pensiun, trus menyelam ulang tahun saya undur bersamaan dengan 1 Februari 2025 saya masuk masa pensiun. Nah kemudian masa pensiun itu saya sambut dengan melepaskan dari kebebasan waktu sebagai PNS saya menyelam malam,” tuturnya.
Sementara untuk lokasi menyelam kata Joko lagi berada dilokasi Tulamben, Kabupaten Karangasem Bali. Dipilihnya lokasi itu karena terdapat bangkai kapal perang USA bernama Liberty. “Jadi tempatnya cukup unik, ada nilai sejarah, kenapa saya pilih ditempat itu (Tulamben-red),” paparnya.
Meskipun sudah berpengalaman menyelam, ujar Joko untuk menghindar hal yang tidak diinginkan setiap melakukan penyelaman seperti di Tulamben yang memilki kedalaman sekitar 10 meter, dan cuaca buruk, Ia didampingi pemandu sekaligus berfungsi sebagai videografer.
Menurut Joko penyelaman di Bali sebenarnya menargetkan 2 lokasi. Namun 1 lokasi lagi yakni pantai Amed. Namun karena gelombang besar sehingga berbahaya untuk penyelaman sehingga terpaksa dibatalkan untuk keselamatan. Lokasi pantai Amed banyak menarik para penyelam karena terdapat sport hiu putih.
Kebiasaan unik menyelam menyambut hari kelahiran kata Joko mulai dilakukan sejak 5 tahun terakhir, tahun 2020 saat umurnya menginjak 60 tahun. Saat itu selain menyelam pertama kali pada malam hari di pantai Tulamben, Ia melakukan ritual berkeliling Bali selama 5 hari menggunakan sepeda lipat miliknya seorang diri.
Sebagai dosen olahraga Sarjoko Lelono, memiliki kepiawaian dalam hal menyelam sejak tahun 1984/1985. Dimana ia memiliki sertifikasi BNSP sebagai penguji pemandu selam, dan pernah mengikuti ujian pensertifikasi para pemandu selam, sertifikat AIFO dan kepelatihan olahraga dan lainnya. Sehingga Ia berani menyelenggarakan pelatihan pelatihan selam dan memiliki banyak murid yang pernah mengikuti kursus selam. “Saya punya pelatihan selam dan sertifikasinya di Karimunjawa, Situbondo, Bali dan lainnya,” ujar Joko lagi.
Joko mengenyam pendidikan S1 di FKIP Olahraga UNS (sekarang FKOR) angkatan 1979, S2 Fakultas Kedokteran jurusan Ilmu Kesehatan Olahraga Unair. Dan mulai menjadi dosen tahun 1990.
Sebagai dosen renang Joko memiliki kemampuan mendayung kayak, mengemudikan perahu karet dan menyelam. “Kayak itu saya punya pengalaman mengikuti kegiatan Kayak Adventure tahun 2024. Saya mendayung 35km, diperairan lombok, ditempuh 2 hari,” ujarnya.
Hebatnya lagi untuk menuju Lombok saat itu Joko, mengaku dari Solo mengendarai sepeda motor bebek keluaran tahun 2012. Hal sama dilakukan untuk menyambut HUT ke 65 Januari lalu, dengan menempuh jarak ratusan km. Dimana waktu yang dibutuhkan selama 2 hari 2 malam. (Oe)