oleh

Meriah Grebeg Tempe Di Desa Sanggrahan Sukoharjo

-Budaya-13 views

INDONNESIANEWS (Sukoharjo)–Pemerintah desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, menggelar kegiatan grebeg Tempe, Sabtu (30-8-2025) siang.

Selain mengusung sebuah gunungan tempe dan hasil bumi, sebanyak 58 tumpeng nasi kuning ikut diarak dan diakhir acara dibagikan kepada seluruh masyarakat yang hadir.

Grebeg Tempe dilepas dari pintu masuk barat kantor desa oleh Kades Sanggrahan, Sutarman. Ada dibarisan depan penabuh musik drumband siswa SDN 1 Sanggrahan, disusul barisan pengrajin tempe yang menggotong sebuah gunungan tempe dan hasil bumi, diikuti barisan perangkat desa Sanggrahan dan Ibu-ibu TP PKK Sanggrahan.

Barisan selanjutnya yakni 58 RT dari 15 RW di desa Sanggrahan, dimana masing-masing RT membawa sebuah nasi tumpeng lengkap dengan lauk pauknya. Uniknya nasi kuning yang mereka bawa menggunakan media yang dibentuk menyerupai perahu, bangunan joglo, gerobak dan lainnya. Hal itu sengaja dilakukan untuk mendapatkan nilai tinggi dan bisa keluar sebagai pemenang.

Dari kantor desa Sanggrahan peserta berjalan kaki melewati sejumlah jalan desa sepanjang 2 kilometer menuju lokasi akhir lapangan ketahanan pangan (Ketapang). Dibutuhkan waktu sekira 30 menit untuk sampai ketempat tersebut.

Di lapangan Ketapang baik gunungan tempe dan nasi tumpeng diletakkan di satu tempat tepatnya dibawa tarub yang pada malam harinya akan digunakan untuk pementasan wayang kulit semalam suntuk. Setelah sambutan dari kades hingga doa, gunungan dan tumpeng dibagikan kepada masyarakat.

Menurut Kades Sanggrahan, Sutarman kegiatan grebeg temle sudah digelar untuk ke 3 kalinya, untuk memeriahkan HUT RI ke
80.

Kegiatan itu kata dia terselenggara berkat dukungan semua pihak mulai tokoh masyarakat, warga desa Sanggrahan dan pemuda-pemudi desa Sanggrahan. “Kami berharap karena antusiasnya masyarakat Insya Allah nanti setiap tahun akan diadakan secara rutinitas,” ujarnya.

Untk peserta tambah dia sekitar 700 orang yang berasal dari 58 RT di 15 RW di desa Sanggrahan. Sementara bama Grebeg tempe sendiri diambil karena desa Sanggrahan juga dikenal banyak warganya menjadi pengrajin tempe. “Ada 30 pengrajin tempe sehingga dengan acara ini bisa lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas sehingga bisa mensejahterakan pengrajin dan membuka lapangan tenaga kerja bagi warga sekitar,” tuturnya. (Oe)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *