oleh

Pedagang Ikan Asin di Martapura: Tradisi dan Budaya yang Terjaga

-Daerah-32 views

INDONNESIANEWS (Martapura, Kalsel)–Pedagang ikan asin di sepanjang Jalan Martapura Lama, Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, masih aktif berjualan. Warga Desa Sungai Batang sendiri telah lama memproduksi ikan asin sebagai salah satu mata pencaharian mereka.

Ikan-ikan asin ini diproduksi dan dijemur oleh warga setempat di pinggir jalan. Proses penjemuran dilakukan dengan meletakkan ikan yang telah dibersihkan dan diasinkan di atas bambu yang sudah dianyam, atau yang dikenal sebagai ampang.

Pedagang ikan asin di Desa Sungai Batang menjual berbagai jenis ikan asin, seperti ikan sepat. Produk ini menjadi salah satu komoditas andalan warga setempat dan banyak diminati oleh konsumen, terutama warga yang melintas di jalan tersebut. Harga ikan asin sendiri bervariasi tergantung jenis dan ukuran, berikut beberapa contoh harga:
– *Ikan Asin per Kilogram*: Rp 120.000 – 130.000
– *Ikan Asin per Pack*:
– Cue Kembung Banjar: Rp 6.000 per pcs
– Cue Layang: Rp 5.000 per pack
– Cumi Asin Besar: Rp 16.000 per 100 gram
– Ikan Asin Sepat Besar: Rp 14.000 per 100 gram
– *Ikan Asin Khas Kalimantan*: Rp 200.000 per kilogram

Banyak warga yang melintas di jalan tersebut yang tertarik untuk membeli ikan asin Banjar. Seperti yang dikatakan oleh Agus, warga Lampung, “Ikan asin Banjar sudah terkenal karena tidak terlalu asin dan memiliki rasa yang khas. Saya selalu membeli apabila datang ada di Kalimantan Selatan, khususnya Martapura.”

Keberadaan pedagang ikan asin di Desa Sungai Batang juga menjadi salah satu ikon ekonomi masyarakat Banjar. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan bagi warga setempat, tetapi juga sebagai bagian dari budaya dan tradisi masyarakat.

Asih, salah satu pedagang ikan asin, mengaku bahwa sehari bisa menjual hingga 10 kg ikan asin. “Dengan harga rata-rata Rp 120.000 per kilogram, saya bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp 600.000 hingga Rp 800.000 per hari, tergantung pada penjualan dan harga bahan baku,” kata Asih.

Namun, perlu diketahui bahwa terdapat permasalahan terkait bangunan lapak pedagang di Pasar Ikan Martapura yang tidak difungsikan. Bangunan yang dibangun pada tahun 2012 tersebut kini mengalami kerusakan dan tidak digunakan lagi oleh pedagang.

Dengan upaya pelestarian dan pengembangan kegiatan perdagangan ikan asin, diharapkan kegiatan ini dapat terus menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan menjadi bagian dari identitas budaya Banjar. (Oe)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *