INDONNESIANEWS (Klaten)–Begitu doa selesai dipanjatkan oleh pemuka agama Islam dari dalam Masjid Al Islam Wiro, Bayat, Klaten, masyarakat langsung menyerbu 10 gunungan hasil bumi, buah-buahan dan makanan, yang diletakkan di halaman masjid bersejarah sebab konon dibangun salah satu penyebab agama Islam di Jawa, yakni Sunan Kalijaga.
Kemeriahan itu merupakan kegiatan atau tradisi Bersih desa (Rasulan) yang digelar warga dukuh Wiro desa Wiro, Kecamatan Bayat, Klaten, sebagai bentuk syukur atas hasil panen yang melimpah dan warga setempat yang sukses dengan pekerjaannya, Minggu (29-9-2024) siang.
Menjelang waktu Zuhur, pukul 11.00 WIB warga dukuh Wiro, Bayat, Klaten, yang di dominasi ibu-ibu mulai berdatangan ke komplek Masjid Al Islam, Wiro. Mereka datang dengan menjunjung Tenong di atas kepala. Tenong-tenong berisi nasi, dan lauk pauk, buah-buahan dan makanan ringan tersebut lalu diletakkan di ubin halaman Masjid, dengan ditunggu pemiliknya. Tercatat ada ratusan Tenong yang ikut memeriahkan acara tersebut
Tradisi tahunan yang juga dimaksudkan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai usai sholat Dzuhur, dari rumah Amin Sutikno, warga RT 14 RW 05, dukuh Wiro, Bayat, Klaten.
Ada dibarisan depan sebagai pemimpin barisan atau Cucuk Lampah yakni seorang tokoh warga yang berpakaian ala tokoh pewayangan Gatot Kaca. Setelah itu dibelakangnya 2 gadis cantik berpakaian adat Jawa, yang masing-masing membawa kembar mayang yang terbuat dari daun kelapa muda (janur).
Selanjutnya ada barisan ibu-ibu berbaju kuning dan berjilbab warna senada dan bawahan jarik, dengan memegang bendera merah putih serta umbul-umbul. Berikutnya
barisan bapak-bapak berpakaian adat Jawa beskap lengkap dan baju lurik, bawahan jarik serta memakai blangkon.
Selanjutnya yang cukup menyita warga yang menyaksikan Kirab disepanjang jalan yang dilalui yakni 4 peserta yang menandu seekor kambing yang telah disembelih dan dikuliti. Selanjutnya barisan peserta yang menandu wadah Tenong berisi berbagai jenis makanan, buah-buahan dan Snack
Dibelakang dilanjutkan barisan peserta yang menggotong 10 gunungan hasil bumi, seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan snack. Lalu diikuti barisan ibu-ibu yang membawa Tenong diatas kepala berisi makanan dan buah-buahan. Barisan ditutup kesenian kuda lumping.
Setelah sekitar 30 menit dengan melalui jalan-jalan desa setempat sepanjang 3 km, peserta Kirab Budaya tiba di halaman Masjid Al Islam. Di tempat itu tepatnya di serambi masuk Masjid dilakukan upacara penyambutan oleh tokoh-tokoh warga setempat dan pemuka agama terhadap pimpinan peserta Kirab Budaya.
Usai diterima Kambing dan tenong berisi nasi dan lauk pauknya serta ingkung (ayam utuh) yang telah direbus serta buah-buahan dibawa kedalam Masjid Al Islam dan diletakkan di atas meja yang telah disiapkan khusus untuk acara tersebut.
Didalam masjid kegiatan diakhiri dengan pembacaan doa oleh seorang pemuka agama setempat. Baik peserta yang ada didalam dan di serambi serta ratusan masyarakat yang ada dihalaman ikut mengamini doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT.
Menariknya kelimun yang tidak sabar terlihat berusaha mendekati gunungan terutama yang terdapat sejumlah nominal uang kertas dibagian atas. Namun usaha itu gagal karena setiap gunungan telah dijaga ketat oleh panitia yang bertugas menjaga gunungan.
Sesaat setelah berakhirnya doa, panitia langsung melempar-lemparkan uang dan hasil bumi yang menempel di gunungan. Tidak menunggu lama seluruh gunungan habis tak bersisa. Demikian juga Tenong berisi nasi dan lauk pauk, serta buah-buahan juga dibagikan pemiliknya kepada pengunjung atau masyarakat yang meminta.
Menurut Ketua Panitia, Purwono, kegiatan Bersih Dusun (Rasulan) digelar sebagai bentuk rasa syukur masyarakat dukuh Wiro dsn masyarakat desa Wiro, karena hasil bumi, dari pertanian berhasil dan warga yang bekerja di luar daerah sukses sehingga kemudian digelari Rasulan.
Dalam kegiatan yang digelar setiap tahun itu kata dia warga membawa makanan nasi dan lauk pauk, buah-buahan serta makanan kecil, untuk diserahkan ke masjid. “Kegiatan ini diadakan setiap bulan Maulud jadi ini sekalian Maulid Nabi Muhammad SAW. Saat tradisi Rasulan warga membawa berbagai jenis makanan ke Masjid,” ujarnya..
Untuk gunungan tambah dia, 3 berasal dari panitia bersih desa dan 7 gunungan lainnya darI masyarakat, sebagai bentuk rasa syukur terdapat melimpahnya hasil panen atau pertanian dan masyarakat yang bekerja baik di Klaten atau luar Klaten. “Di wujudkan dari hasil panen, hasil pertanian dari masyarakat yang pegawai negeri, termasuk ada yang berbentuk uang,,” tuturnya.
Sementara adanya 1 ekor kambing yang telah dipotong diacara itu kata Purwanto lagi merupakan syarat wajib yang harus dipenuhi oleh Panitia. ” Itu Kambing kendit kambing yang memiliki kendit putih yang menunjukkan kesucian. Kambing itu akan dibagikan kepada masyarakat saat wayangan untuk di konsumsi,” paparnya.
Acara bersih desa tambah dia merupakan rangkaian kegiatan yang telah digelar sejak 3 hari lalu. Dimana di hari pertama kegiatan yang diadakan yakni kebersihan masyarakat, hari kedua doa Iyah dan ditutup bersih desa. “Acara ditutup pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Jalu Tomo Pandoyo dengan lakon Wahyu Senopati,” k tutur Purwono. (Oe)