INDONNESIANEWS (Klaten)–Peristiwa penyerbuan Markas DPP PDIP, 27 Juli 1996 silam atau lebih dikenal sebagai Kudatuli, di peringati oleh Pengurus, Kader dan simpatisan DPC PDI-P Klaten, di dua tempat berbeda di Klaten, Kamis (26-7-2024) malam.
Peringatan peristiwa Kudatuli pertama, digelar seratusan simpatisan PDI-P Klaten Promeg, di Monumen Juang 45, pukul 20.00 WIB. Acara diantaranya diisi dengan penayangan peristiwa Kudatuli, doa untuk korban Kudatuli dan deklarasi.
Menurut Ketua panitia Sariono, peringatan peristiwa Kudatuli itu berawal dari pertemuan antara senior-senior partai yang mengerti sejarah Kudatuli, hingga akhirnya di tindaklanjuti memperingati dan doa bersama atas korban 27 Juli 1996.
Tentang peristiwa yang terjadi 28 tahun silam kata dia merupakan sebuah tragedi yang sangat menyedihkan karena diawali dari konflik internal parta di DPP PDIP, saat itu antara Megawati dan Suryadi yang didukung oleh penguasa saat itu.
“Megawati didukung oleh rakyat jadi perebutan kantor sehingga banyak korban meninggal, tidak tahu rimbanya dan ratusan luka-,luka saat 27 Juli. Disana tiap hari menggelar mimbar bebas Bu Mega di jalan Diponegoro itu,” ujarnya.
Ditambahkan dari peristiwa itu Ia berharap dari peristiwa itu agar demokrasi betul-betul ditegakkan. “Kita perjuangkan secara totalitas untuk menegakkan demokrasi,” tuturnya.
Dari peristiwa 27 Juli itu kata Sariono lagi banyak yang bisa dipetik bahwa demokrasi adalah sistem yang sudah disepakati di Indonesia, tercabik-cabik pada saat peristiwa Kudatuli 1996, terutama dan khususnya di internal PDI dalam hal kongres ada campur tangan penguasa sehingga terjadilah peristiwa Kudatuli. “Jadi sangat sedih untuk merefleksikan kasus 27 Juli,” paparnya.
Dalam kegiatan itu Sariono juga menyinggung terkait Pilkada di Klaten. Dimana para senior yang sekarang berada diluar struktural partai menghendaki calon Bupati yang juga berasal dari Internal partai PDI-P Klaten. “Para senior yang sekarang diluar struktural partai minta agar rekomendasi Cabup Klaten yang berasal dari kader internal parta,” tegasnya.
Sementara itu peringatan kedua atas peristiwa itu dilakukan di kantor DPC PDI-P Klaten di desa Gayamprit, Klaten Selatan. Hadir diacara itu diantara Ketua DPC PDI-P Klaten yang juga Bupati Klaten, Sri Mulyani.
Peringatan 27 Juli 1996 ditempat itu dilakukan sama dengan menyaksikan film dokumenter peristiwa berdarah Kudatuli dan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng peristiwa 27 Juli. (Oe)