INDONNESIANEWS (Sukoharjo)–Pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo, bekerjasama dengan Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Sukoharjo, menggelar Pagelaran Wayang Kulit, di lapangan desa Gedangan, Grogol, Sukoharjo, Selasa (23-7-2024) malam.
Kegiatan masih untuk memeriahkan HUT Sukoharjo ke 78 itu, di hadiri langsung Bupati Sukoharjo, Hj Etik Suryani.
Acara dimulai pukul 20.00 WIB, tidak lama setelah kedatangan Bupati Sukoharjo di lokasi kegiatan. Setelah doa berdasarkan agama Islam, dilanjutkan seremonial orasi.
Hj Etik Suryani, dalam orasinya mengajak semua pihak di momentum HUT ke 78 Sukoharjo yang jatuh 15 Juli lalu, untuk terus dapat membakar semangat perjuangan dalam diri, untuk terus bekerja dan mengabdi bagi kemajuan dan kejayaan bangsa Indonesia.
Dalam HUT Sukoharjo ke 78, kata Etik, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo mempersembahkan Pagelaran Wayang Kulit di 12 kecamatan. Dimana pagelaran wayang kulit merupakan bentuk apresiasi kepada para pekerja seni di Kabupaten Sukoharjo untuk menampilkan potensi dan karyanya dalam menghibur masyarakat Sukoharjo.
“Jadi yang mengisi untuk memainkan wayang ini, pagelaran ini adalah dalang-dalang dari Kabupaten Sukoharjo. Nanti kalo semuanya ada hajatan khitan anak, atau lainnya kalau mau nanggap wayang silahkan pakai dalang PEPADI Sukoharjo. Tidak usah cari ya g jauh-jauh dalang Sukoharjo semua baik-baik, murah tetapi berkualitas,”ujarnya.
Ia juga mengapresiasi keikutsertaan pedagang melalui UMKM yang ikut memeriahkan acara dengan berjualan disekitar area pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. “Terimakasih karena peran serta UMKM ini sangat luar biasa. Setidaknya ini bisa mengangkat atau meningkatkan perekonomian yang ada di Sukoharjo,” tuturnya.
Setelah orasi, Etik menyerahkan simbolis wayang kepada 3 dalang, yakni Ki Xojel Indriyanto, Ki Mulyanto dan Ki Sukarni Mudho Carito, yang akan tampil di pagelaran wayang kulit dengan lakon Semar Mbangun Kayangan.
Pagelaran wayang kulit semalam suntuk tersebut mendapat apresiasi tinggi dari ratusan masyarakat sekitar yang datang untuk menyaksikan jalannya pagelaran wayang. Bersama teman, kerabat dan keluarga mereka menikmati pertunjukan walau harus duduk di rumput lapangan. (Oe)