INDONNESIANEWS (Boyolali)–Masuknya musim hujan setelah kemarau panjang tentu disambut dengan kegembiraan masyarakat Indonesia, tak terkecuali masyarakat Kecamatan Ngemplak Boyolali.
Namun musim hujan juga, harus diantisipasi sebab biasanya dimusim tersebut nyamuk-nyamuk penyebab DBD akan berkembang biak, melalui genangan-genangan air
Untuk mengantisipasi hal tersebut ibu-ibu kelompok dasawisma di Desa Pandeyan, Ngemplak, Boyolali, menggelar kegiatan Jumantik serentak se-desa Pandeyan, Minggu (21-1-2022)
Untuk melihat kegiatan kelompok ibu-Ibu Dasawisma tersebut, Kades Pandeyan, Dwi Purboyono SH, MH, bersama bidan desa, Babinsa dan Bhabinkamtibmas, mendatangi lokasi acara Jumantik.
Lokasi pertama yang didatangi yakni kelompok ibu-ibu dasa wisma di dukuh Garen Rt 01 Rw 03, Pandeyan. Ditempat itu selain bertemu ibu-ibu Dasawisma, tim Forkopimdes melihat tempat penampungan air seperti kamar mandi dan gentong.
Dari tempat itu tim bergeser menuju kelompok Dasawisma di dukuh Welar RT 02 RW 06, Pandeyan, juga untuk melihat kegiatan Jumantik di tempat tersebut.
Sementara itu Kades Pandeyan, Dwi Purboyono SH MH, mengatakan kegiatan Jumantik tersebut bertujuan untuk mencegah DBD dengan gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), membunuh sarang nyamuk dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), yang digelar serentak se-desa Pandeyan.
Karena itu kata dia menghimbau kepada masyarakat atau warga untuk jangan lupa melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan jentik seminggu sekali. “Untuk mencegah DBD saya minta untuk selalu . meriksa penampungan air, menutup dengan rapat sehingga tidak bisa menjadi sarana bagi nyamuk untuk berkembang biak,” ujarnya.
Selain itu tambah dia berharap masyarakat menetapkan 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
Selain itu memantau jentik secara rutin, melaporkan kasus DBD kepada petugas kesehatan. “Saya berharap masyarakat segera melakukan apabila ada kasus DBD,” tegasnya.
Sementara menurut Bidan desa, Tri Rahayu, sekarang ini pemberantasan DBD dengan Jumantik lebih efektif, karena bisa memberantas nyamuk dan sarang nyamuk sejak dini. “Kalau disemprot belum tentu mati karena kalau hanya mengandalkan cara itu lama-lama ngamuk kebal,” ujarnya.
Tentang DBD sendiri, kata dia adalah penyakit yang menular berbahaya yang menular melalui nyamuk. Dimana DBD bisa menyebabkan sakit kepala, nyeri otot, tulang atau sendi, mual dan muntah, sakit dibelakang mata, kelenjar bengkak, ruam dan kematian. (Oe)