INDONNESIANEWS (Solo)–Langgar Merdeka merupakan salah satu tempat ibadah umat Islam di Kampoeng Batik Laweyan yang sangat bersejarah dan merupakan ikon Kampoeng batik Laweyan.
Langgar merdeka berada di jalan Dr. Radjiman No. 565 Surakarta dan hanya berjarak 200 meter dari masjid Laweyan, yang masjid pertama di bangun di kota Solo.
Menurut SK Walikota Surakarta no. 646 / 116 / 1 / 1997 tentang Peraturan Daerah Cagar Budaya, maka Langgar Merdeka merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Kampoeng Batik Laweyan yang wajib untuk dilindungi, dipelihara dan dilestarikan.
Bangunan Langgar Merdeka berdiri di atas tanah wakaf seluas 179 m2 sebelumnya adalah bangunan rumah milik orang Cina yang dipakai untuk berjualan Candu (Ganja) yang kemudian dibeli oleh Almarhum H. Imam Mashadi.
Nama Langgar Merdeka diambil dalam rangka memperingati kemerdekaan RI, namun pada saat Agresi Militer Belanda ke II tahun 1949 diganti namanya dengan Langgar “ Al Ikhlas ” karena dilarang menggunakan kata “ Merdeka ”oleh pemerintah Belanda yang menduduki Surakarta.
Namun setelah Agresi Militer Belanda ke II berakhir, kembali memakai nama Langgar Merdeka di tahun 1950.
Pada saat Agresi Militer Belanda ke II, Langgar Merdeka juga pernah dijatuhi 2 buah bom oleh militer Belanda, namun bom tidak mengenai Langgar Merdeka dan juga tidak meledak.
Bangunan Langgar “ Merdeka ” oleh almarhum bapak H. Imam Mashadi dibuat 2 lantai dengan maksud lantai atas difungsikan sebagai tempat ibadah / sholat sedangkan lantai bawah difungsikan untuk penunggu atau pengelola Langgar Merdeka dengan dibuat model toko–toko agar dapat dipergunakan oleh pengelola untuk usaha yang hasilnya untuk menghidupi kebutuhan langgar dan dan kehidupan pengelolanya.
Untuk lebih meningkatkan profesionalisme di bidang manajemen pengelolaan, maka sejak tanggal 4 Desember 2006 keberadaan Langgar “ Merdeka ” resmi dikelola oleh sebuah yayasan yang bernama Yayasan Langgar Merdeka Kampoeng Batik Laweyan.
Yayasan ini merupakan yayasan non profit yang dibentuk dan beranggotakan masyarakat Laweyan yang berkomitmen untuk mengelola dan menumbuh kembangkan Langgar “ Merdeka ” menjadi pusat kegiatan Syiar Agama Islam yang diharapkan memberi warna nuansa religius Islam di Kampoeng Batik Laweyan. (*/Oe)