Pemkab Klaten Gelar’ Kirab 21 Sumber Mata Air di Obyek Mata’Air Cokro Sambut Bulan Suci Ramadhan

oleh

INDONNESIANEWS (Klaten)–Pemerintah Kabupaten Klaten menggelar kegiatan Kirab 21 Sumber Mata Air, untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1444 Hijriyah, di lokasi obyek mata air Cokro di desa Cokro Kecamatan Tulung Klaten, Selasa (21-3-2023).

Dalam kegiatan yang pertama di gelar pasca pandemi Covid-19 tersebut di warnai sebar udik-udik oleh Bupati Klaten Sri Mulyani kepada pengunjung OMAC.

Acara di mulai Setelah kedatangan Sri Mulyani di kompleks OMAC dengan Kirab dari pintu masuk OMAC menuju tempat proses penyatuan dalam Gentong Nyai Tampung yang berada di area OMAC.

Barisan diawali dengan Roro Ngangsu sejumlah 21 (siswa SMK N 3 KLATEN) yang membawa kendi air yang bersumber dari 21 mata air. Dilanjutkan Bupati Klaten bersama Forkopimda, Kepala OPD, dan tim hadroh.

Bupati Klaten, Sri Mulyani dalam sambutannya mengatakan perayaan menyambut bulan suci Ramadan (Tradisi Padusan) biasanya dilakukan satu hari sebelum puasa, tetapi di tahun 2023 ini dimajukan, karena pada Rabu,(22/03) bersamaan dengan Hari Raya Nyepi.
“Alhamdulillah setelah dua tahun ditiadakan, hari ini Padusan bisa kita laksanakan. Antusias warga sangat baik, positif, dan banyak. Kreasinya dari Disbudparpora sangat menarik sehingga acara terlihat sangat luar biasa di OMAC,” terang Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa kepada masyarakat Klaten yang mana, akan dilaksanakan mulai tanggal 23 Maret 2023. Kesempatan tersebut, Sri Mulyani juga membawa angin segar bahwa akan ada revitalisasi OMAC yang akan segera dilakukan dengan total dana Rp. 5,8 miliar, sehingga OMAC sementara akan ditutup.

Selanjutnya, Bupati Klaten secara resmi membuka acara yang bertajuk Reresik Rogo Hanggayuh Resiking Jiwo dengan memukul bedug At-Taqwa didampingi Forkopimda Klaten.

Sementara, Kepala Disbudparpora, Sri Nugroho menyampaikan tujuan diadakan acara tersebut guna seluruh umat Islam di Klaten dapat melaksanakan ibadah puasa dengan suci, kegiatan ini sebagai bentuk renungan instrospeksi diri dari sebelumnya, mewariskan dan melestarikan budaya, serta meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sektor pariwisata.
Ia mengaku kegiatan penyambutan Ramadan 1444 Hijriyah berbeda dengan adanya kirab dari 21 sumber mata air yang ada di Kabupaten Klaten dan tetap mempertahankan tradisi turun menurun.

“Ini sebagai pengejawantahan bahwa Klaten dikenal dengan kota seribu umbul. Sedangkan makna dari 21 (sumber mata air) menggambarkan kesempurnaan akan datangnya wahyu ilahi di bulan suci Ramadan (malam selikuran atau dimulainya malam Lailatul Qadar). Kalau Siraman ditandai untuk membersihkan diri dan arti penyebaran Apem kita saling mengapemahkan dan juga gambaran udik- udik uang receh ini kita meningkatkan bersedekah kepada masyarakat di bulan suci Ramadan. ,” kata Sri Nugroho.

Selanjutnya, Bupati Klaten dan Forkopimda melakukan siraman menggunakan 21 mata air kepada perwakilan Mas dan Mbak Klaten. Acara semakin meriah dengan adanya penyebaran apem dan udik-udik (sedekah uang) yang dibagikan kepada masyarakat yang hadir di OMAC. (*/Oe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.