INDONNESIANEWS (Sukoharjo)–Menyambut bulan suci Ramadhan yang segera tiba, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, menggelar kegiatan Kirab Grebeg Sadranan 2023 di Petilasan Keraton Kertasura, Sukoharjo, Kamis (16-3-2023) siang.
Dalam kegiatan yang baru pertama kali di gelar tersebut ditandai penandatangan Piagam Prakarsa Kartasura oleh Pengageng Keraton Surakarta dan sejumlah elemen masyarakat yang bertujuan untuk menjaga petilasan Keraton Kertasura sebagai warisan leluhur.
Kirab Grebeg Sadranan 2023 di mulai pukul 14.00 dari SMK Pelayaran di Jalan Slamet Riyadi Kertasura Sukoharjo.
Berada di barisan depan sebagai cucuk lampah adalah pasukan Keraton Kasunanan Surakarta. Di belakangnya ada barisan anggota polisi dari Polsek Kertasura. Diantara anggota polisi laki-laki ada yang mengusung tandu berisi makanan tradisional.
Setelah itu ada juga barusan ibu-ibu Pokdarwis Kertasura. Mereka membawa berbagai jenis hasil bumi di dalam wadah. Dalam kirab yang melibatkan ratusan peserta tersebut juga di meriahkan drumband dari siswa SD di Kertasura.
Sekira 45 menit peserta kirab Grebeg tiba di Petilasan Keraton Kertasura. Berbagai jenis makanan tradisional yang di bawa di letakkan di tengah-tengah petilasan tempat di pusatkannya kegiatan.
Rangkaian acara Grebeg Sadranan 2023 di mulai usai sholat Ashar di tandai hadirnya Pengageng Keraton Surakarta Kray Koes Indriyah atau mba Febry. Hadir juga dalam kegiatan itu Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta Prof mudofir, Camat Kertasura Joko Miranto dan juru kunci makam Keraton Kertasura Suryo.
Menurut Kray Koes Indriyah kegiatan Grebeg Sadranan merupakan tradisi yang di lakukan oleh anak turun Keraton Kertasura dan masyarakat sekitar. Ia berharap tradisi tersebut bisa lestari sampai kapanpun.
Sehingga masyarakat dan pemerintah utamanya tahu bahwa tempat ini harus di lestarikan dan bukan justru di musnahkan. “Seperti kejadian oleh oknum yang menghancurkan Pagar Bekas Keraton Kertasura beberapa waktu lalu. Semoga dengan kegiatan ini cara berpikir mereka berubah dengan melestarikan warisan budaya adiluhung”, ujarnya.
Kegiatannya untuk nguri-nguri budaya tersebut juga di warnai penanda tanganan piagam Prakarsa Kartasura dalam rangka menjaga warisan leluhur, oleh Keraton Surakarta, elemen bangsa mulai pribadi, lembaga maupun komunitas yang berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan Petilasan Keraton Kertasura sebagai warisan’bangsa Indonesia dan menjadikan destinasi wisata budaya dan religi.
Pengageng Keraton Surakarta Kray Koes Indriyah, rektor UIN Raden Mas Said Surakarta Prof mudofir, camat Kertasura dan elemen masyarakat lainnya ikut memberikan tanda tangan dukungan.
Diakhir Gerebek Sadranan 2023 di tandai pembagian seribu plastik dawet (cendol) dan makanan tradisional kepada masyarakat yang menyaksikan kegiatan.
Aksi berdesak desakan oleh warga sempat terjadi saat mencoba mengambil makanan tradisional, sehingga suasana sedikit berubah menjadi riuh rendah.
Sementara itu sejumlah warga mengaku senang bisa mendapatkan makanan tradisional dalam acara itu.Bagi mereka makanan tersebut tetap berbeda karena telah di doakan dan di buat untuk melestarikan budaya di Keraton Kertasura, “Senang semoga berkah dan budaya di Keraton Kertasura bisa lestari”, ujar Tuti warga asal Trangsan Gatak Sukoharjo.
“Tadi saya juga ikut Kirab Grebeg jadi senang selain untuk nguri-nguri budaya, juga dapat makanannya”, ujar Joko warga lainnya asal Solo yang datang bersama istrinya. (Oe)
Komentar