INDONNESIANEWS (Solo)–Sejumlah 122 murid-murid kelas IV SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta mempelajari beberapa dolanan lawas (permainan tradisional) saat mengunjungi Keraton Surakarta, Rabu (15/03) pagi. Mereka menirukan langsung tembang dan gerakan dolanan lawas seperti Jago Kate, Aku Nduwe Pitik, dan Baris Terik Tempe.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta, Rahmat Hariyadi, S.Pd yang ikut membersamai murid-murid belajar di Keraton Surakarta, menyampaikan bahwa murid-murid perlu dikenalkan dengan dolanan lawas yang sarat makna.
“Murid-murid perlu dikenalkan dengan dolanan lawas. Ternyata tidak hanya permainan tradisional seperti gobag sodor, dakon, engklek, yang selama ini sudah mereka sedikit kenal. Ternyata masih banyak dolanan lawas yang masih asing bagi murid-murid, seperti dolanan Jago Kate yang tadi dimainkan,” ucap Rahmat.
“Dolanan lawas ternyata sarat makna. Melatih adab kepada sesama. Melatih ketangkasan gerak motorik kasar. Membiasakan keceriaan, melatih kerja sama dan kekompakan. Tentu juga dapat menghindari ketergantungan anak terhadap godaan gadget,” lanjutnya.
Murid-murid terlihat antusias mengikuti ucapan tembang maupun gerakan dolanan lawas itu, meskipun mereka baru pertama mendengar dan melihatnya. Seperti yang dicontohkan instruktur dari Keraton Surakarta, Dzari Wahyu Nur Prakoso. Sebagaimana yang disampikan salah satu murid kelas IVB, Malik Akbar Nasrullah (9).
“Seru, meskipun baru pertama kali mendengar tembang dolanan lawas, termasuk gerakannya. Aku berusaha mengikuti lirik tembangnya. Juga gerakan yang menyertainya. Kami pernah diajari permainan gobag sodor, dakon, engklek. Tapi dolanan Jago Kate dan lainnya baru kali ini,” ujar murid yang akrab disapa Mas Akbar.
Sementara murid kelas IV lainnya, Labibah Najmi Purwanto (9) menyampaikan bahwa petualangan belajar hari ini tidak hanya belajar tentang sejarah Kerajaan Mataram Islam di Keraton Surakarta.
“Kami juga diajak mengunjungi dan berlatih berbelanja di Pasar Klewer. Belajar bertansaksi membeli kebutuhan pokok pangan makanan dan minuman, serta sandang pakaian yang ada di Pasar Klewer. Kebetulan di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS) ada materi tentang jenis-jenis kebutuhan,” jelas Labibah.
Terakhir, murid-murid diajak menuju ke Masjid Agung Surakarta yang merupakan salah satu bukti peninggalan Kerajaan Mataram Islam, yang terletak di sebelah barat Alun-Alun Utara, dan sebelah utara Pasar Klewer. Mereka langsung melihat bangunan fisik masjid, menara, jam istiwa, dan bagian-bagian ruangan yang ada di masjid. (Oe)
Komentar