INDONNESIANEWS (Semarang )– Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Wilayah Jawa Tengah menggelar kegiatan Workshop Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Terpadu untuk Jenjang Sekolah Dasar (SD), Sabtu (25/20) bertempat di Hotel Candi Indah Semarang.
Menghadirkan Ustadz Hasimi (Penulis Buku Belajar Bahasa Arab Terpadu) selaku narasumber. Diikuti oleh 101 peserta dari Sekolah Islam Terpadu (SIT) jenjang SD Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah.
Ketua JSIT Jawa Tengah, Zaenal Abidin, S.Pd dalam sambutannya berpesan kepada guru-guru mata pelajaran Bahasa Arab agar terus berinovasi dan berkreativitas dalam menghadirkan pembelajaran yang lebih menarik kepada murid-murid.
“Pembelajaran Bahasa Arab menjadi salah satu kekhasan di JSIT Indonesia. Menghadirkan pembelajaran yang kreatif inovatif menyenangkan akan memberikan pengalaman belajar dan skill berbahasa Arab yang baik. Menjadi bekal mereka dalam menempuh pendidikan lebih lanjut. Mempersiapkan lulusan-lulusan SIT yang nantinya akan menempuh pendidikan di luar negeri,” papar Zainal.
“Oleh karena itu, manfaatkan workshop kali ini dengan meluruskan dan mengokohkan niat mencari ilmu dan keridhoan-Nya. Fokus pada materi workshop dengan tetap mengedepankan kebahagiaan keceriaan. Muara dari kegiatan ini peserta mendapatkan inspirasi, ilmu, dan skill untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Arab di sekolah masing-masing,” pesan dam harapnya.
Salah satu peserta workshop dari SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta, Ike Ratna Setiarini, S.PdI menyampaikan hal menarik dari kegiatan workshop ini.
“Workshop diawali dengan bedah buku muatan pelajaran bahasa Arab kelas 1-6 yang disesuaikan dengan kurikulum JSIT Indonesia. Selain itu pembicara juga memaparkan metode yang tepat dalam pembelajaran bahasa Arab.
Kegiatan workshop ini sangat menarik bagi saya karena belum pernah dilaksanakan sebelumnya dan kami juga bisa jadi lebih memahami muatan materi bahasa Arab dalam kurikulum JSIT,” ungkap Ike.
Pemateri dalam workshop sekaligus Penulis Buku Bahasa Arab Kelas 1-6 jenjang Sekolah Dasar, Ustadz Hasimi menyampaikan bahwa pembelajaran bahasa Arab seyogyanya menggunakan metode _thoriqoh mubasyarah_.
“Artinya peserta didik melihat dan menirukan langsung, dengan menunjukkan peraga atau gambar. Serta sedikit memberikan arti kosa kata, karena murid-murid langsung melihat medianya,” terang Hasimi.
“Seperti halnya anak kecil yang sedang belajar berbicara. Dengan metode ini guru mengenalkan kota kata bahasa Arab dengan mengenalkan artinya pula,” pungkasnya. (*/Oe)
Komentar