INDONNESIANEWS (Solo)–Bencana banjir yang terjadi di sejumlah titik Kota Solo membuat masyarakat terpaksa mengungsi. Mereka sementara tinggal di tenda pengungsian hingga bangunan sekolah, kelurahan dan tempat fasilitas umum lainnya.
Praktis, hal itu memantik keprihatinan banyak pihak untuk membantu nasib para warga korban bajir di Kota Solo.
“Kalau saya melihat, untuk logistik terhadap pengungsi banjir baik di Kawasan Pucangsawit, Kecamatan Jebres maupun di Joyotakan, Serengan itu sudah memadai. Namun, untuk masalah obat-obatan belum maksimal,” terang Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Kota Solo, Kevin Fabiano saat ditemui di Kawasan Joyotakan, Jumat (18/2) malam.
Menurutnya, kondisi warga yang mengungsi saat ini belum terjangkiti penyakit. Namun, jika kondisi seperti ini terus tak menutup kemungkinan hal itu akan terjadi.
“Mungkin baru 2 hari ya sejak Kamis kemarin. Belum dirasakan. Namun, jika sudah 3 hari maka harus segera dilakukan tindakan,” jelasnya.
Melihat kondisi langsung di lapangan, dirinya mengajak kepada seluruh pihak terkait untuk turut serta menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang menjadi korban banjir. Bantuan apapun, sangat dibutuhkan bagi mereka saat ini.
“Mari, kita semua bersama. Bahu membahu membantu masyarakat yang saat ini membutuhkan bantuan. Sekecil apapun bantuan yang diberikan, sangat bermanfaat bagi mereka,” kata Kevin.
Dirinya berharap, banjir yang terjadi di beberapa titik di Kota Solo segera surut.
“Semoga, banjir segera usai,” ujarnya
Sementara, salah seorang warga pengungsian di Joyotakan, Retno (47) mengaku, sangat bersyukur dengan logistik yang dikirimkan oleh banyak pihak. Namun, saat ini banyak masyarakat yang mengeluhkan terkait fasilitas MCK serta obat-obatan.
“Ya, mungkin fasilitas MCK ya. Sama obat untuk antisipasi. Bisa obat gatal, atau masuk angin,” katanya. (Bud)