oleh

Mengenal Sosok Pencipta dan Penyanyi Lagu Dangdut Jawa Edy Mbedut, Yang Tetap Bersemangat Berkarya Di Tengah Keterbatasan

INDONNESIANEWS (Klaten)–Menjadi seorang tuna netra tentu bukanlah keinginan setiap orang tetapi menjadi seniman terkenal misal sebagai pencipta dan penyanyi langgam Jawa tentu ada yang mengidamkannya.

Gambaran itu mungkin tepat di sematkan ke seorang pencipta dan penyanyi lagu dangdut Jawa dan dangdut Nasional asal Dusun Jiwan Desa Jimbung Kecamatan Kalikotes Klaten bernama Sarono alias Sarono Edy Mbedut alias Edy Mbedut, 58 tahun.

Di temui di Kediamannya di RT 01 RW 11 Dusun Jiwan Desa Jimbung di sela-sela kegiatan temu kangen dengan pemenang lomba karaoke Dusun Girpasang Tegalmulyo Kemalang Klaten beberapa waktu lalu, bapak 2 anak ini menjelaskan awal mula berkarir sebagai pencipta lagu yang dominan berbahasa Jawa.

Sosok Pencipta dan Penyanyi Lagu Jawa Edy Mbedut. Foto Oedin

Menurut laki-laki yang lebih akrab di panggil Edy Mbedut ketimbang nama yang tertera di KTP sejak kecil ia memang telah menyukai musik dan bernyanyi. Namun bakat terpendam tersebut tidak tersalurkan karena minimnya dukungan khususnya dari orang tua, “Saya itu suka bermain musik dan nyanyi Jawa sejak kecil tapi tidak ada yang nuntun jadi tidak tersalurkan”, ujar suami dari wanita bernama Masroin ini.

Baru di tahun 2000 saat menginjak usia 34 tahun ia berkenalan dengan seseorang dalam sebuah kegiatan di warung apung Jombor Klaten.

Sigit teman barunya itu setelah melihat kwalitas suara Edy Mbedut cukup bagus meminta ia untuk rekaman dengan membawakan sebuah lagu Jawa ciptaannya berjudul Prihatin. Setelah setuju ia kemudian melakukan rekaman di sebuah studio music di Jakarta.

Setelah rekaman rupanya membuat Edy Mbedut merasa memiliki kesempatan dan mendapat tempat untuk menyalurkan hobi terpendamnya setelah berpuluh tahun. Iapun kemudian hijrah ke Ibukota Jakarta dan mulai menciptakan lagu sendiri

Setelah sekira 6 tahun di Jakarta di tahun 2006 akibat adanya bencana alam berupa gempa bumi yang melanda kota Yogyakarta dan Klaten, ia memutuskan kembali ke Klaten untuk melihat kondisi rumah dan keluarganya. Dengan berbagai pertimbangan Edy Mbedut memutuskan untuk tidak kembali ke Jakarta dan meneruskan profesi sebagai pencipta dan penyanyi lagu spesialis Jawa di tanah kelahiran.

Edy Mbedut dan istri Masroin. Foto Oedin. Foto Oedin

Sampai di tahun 2007 sesuatu yang tidak di inginkan terjadi pada kesehatan anak nomor 2 dari 3 bersaudara pasutri almarhum Suwito dan Supratmi tersebut. Terjadi kelainan Syaraf kedua mata Edy Mbedut. Meskipun berbagai upaya di lakukan dengan melakukan pemeriksaan dan pengobatan ke rumah sakit khusus mata di Solo dan Klaten namun tidak memberikan perubahan hingga menyebabkan kebutaan permanen.

Akibat kondisi tersebut pria kelahiran 22 September 1965 menghentikan sementara aktivitasnya dalam menciptakan dan menyanyi Jawa hingga tahun 2014.

Setelah itu tidak mau terus terpuruk Edy Mbedut berusaha untuk move on, iapun kemudian mencoba kembali untuk menekuni bakat lamanya mengarang lagu Jawa dan menyanyikannya dengan di bantu istrinya yang selalu setia menemani.

Lagu yang di lounching setelah itu yakni lagu dangdut nasional berjudul Prahara, “Lagu tersebut bercerita soal bom Bali yang menyebabkan banyak korban meninggal akibat ledakan bom oleh pelaku bom bunuh diri”, ujarnya. Lagu itu sendiri di akuinya cukup banyak di sukai masyarakat luas dan mengcover lagunya di berbagai kegiatan musik tanah air.

Berkah ketabahan dan kerja keras sampai saat ini sudah ada 68 judul lagu yang sebagian besar bergenre Jawa yang di ciptakan oleh Edy Mbedut. “Semua lagu tersebut telah di rekam di Solo dan publikasikan melalui You Tube dan ada juga yang di buatkan CDnya”, paparnya.

Di tambahkan selain di nyanyikan sendiri sejumlah artis lokal seperti Julia Axelia, Ririn Emyliana, Kings Samudra juga ikut membawakan lagu-lagu ciptaannya.

 

Album CD ciptaan Edy Mbedut yang juga di bawakan artis lokal. Foto Ist

Selain kesibukannya sebagai pencipta dan penyanyi lagu Jawa Edy Mbedut juga sering di minta pengelola Event Organizer untuk menjadi juri dalam ajang lomba Karaoke atau lagu di Klaten dan luat koya

Sementara itu istri Edy Mbedut Masroin, ia kenal dengan suaminya itu pada tahun 1986. Setelah berpacaran 3 tahun keduanya menikah tahun 1989. Di mata Roin begitu ibu 2 anak ini biasa di sapa, Edy Mbedut merupakan sosok suami pekerja keras, disiplin, tanggung jawab dan penyayang.

“Selain itu mas Edy sosok yang sportif, baik dan suka menolong”, tuturnya.

Sementara itu menurut Alitop, sebagai salah satu inisiator acara lomba karaoke lagu Kampung Girpasang berapa waktu lalu, yang juga hadir dalam acara temu kangen peserta lomba dan pencipta lagu tersebut, mengatakan “Sosok bapak Edy Mbedut ini di segani banyak penyanyi dan peserta lomba musik sebagai pencipta lagu dan juri yang paling jujur dan profesional, beliau tidak mau ada pesanan ataupun titipan dari siapa pun, karena baginya kwalitas bernyanyi dalam karya seni musik dan lagu itu tidak boleh di kotori permainan di atas kepentingan tertentu, dalam penjurian harus benar-benar penilaian juri sendiri, tidak ada permainan, atau permintaan panitia dan pihak manapun, kalau mau di permainkan beliau lebih baik tidak di undang atau di job jadi juri di acara tersebut”, Ujarnya.

Kedepan menurut Alitop, rencananya pihaknya akan mengadakan lomba nyanyi atau karaoke untuk anak-anak dengan lagu anak dan dewasa juga. Dan di bulan ramadhan mendatang akan di gelar lomba lagu religi. (Oe)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *