oleh

Hari Wayang Nasional 2022 di Klaten Meriah Wankes Klaten Berikan Piagam Penghargaan Kepada 21 Dalang

INDONNESIANEWS (Klaten)–Peringatan Hari Wayang Nasional (HWN) di Kabupaten Klaten berlangsung meriah. Dewan Kesenian (Wankes) Kabupaten Klaten menggelar lima kali pentas wayang kulit dan pentas kolaborasi semua Komite Kesenian yang ada di Wankes Klaten. Pada peringatan HWN 2022 ini Wankes Klaten juga memberikan piagam penghargaan kepada 21 dalang.

Ketua Panitia HWN Wankes Klaten, Ki KRAT Suwito Radyo Abdinagoro, SKar dalam laporannya pada pentas wayang kulit ke-2 di Halaman Gedung Sunan Pandanaran Klaten, Senin malam, 14 November 2022 mengatakan, Wankes Klaten menggelar pentas wayang kulit lima kali untuk memeriahkan HWN 2022 dengan didukung 55 dalang. Kemudian juga mengadakan pentas kesenian kolaborasi yang diadakan di Halaman Gedung Sunan Pandanaran pada Senin siang, 14 November 2022 mulai pukul 13.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.

“Pentas kolaborasi Komite Kesenian Wankes Klaten antara lain menampilkan musik nusantara, gending pakeliran, Tari Topeng Dalang, atraksi relief wayang dan melukis wayang, geguritan dan tari kreasi dengan judul Mawayang Hyang, fragmen kethoprak Brubuh Ngalengka, stuck Wayang Kita, orasi kebudayaan dengan judul Karya Budaya, Srandul cerita Handarbeni dan pentas komposisi gamelan wayang Ajisaka. Pentas kolaborasi ini disaksikan ratusan siswa SD dan SMP yang ada di Kota Klaten,” kata Ki KRAT Suwito Radyo Abdinagoro.
Dijelaskan, pentas wayang kulit pertama diadakan di Halaman Gedung Sunan Pandanaran Klaten pada Minggu malam, 13 November 2022 dengan cerita Sang Jarasanda yang didukung 11 dalang masing-masing Hanung Tri Nugroho, Ki Gatot Purwa Pandoyo, Ki Anand Raharjo, Ki Tomo Tirto Mandiro, Ki Suratmo Gudel, Ki Kasih Haryono, Ki Sujar Krisna, Ki Gepeng Septianto, Ki Punto Ari Wibisono, Ki Gendreh Kemasan dan Ki Yohanes Axel Wicaksono.
Kemudian, kata pada Senin malam, 14 November 2022 mulai pukul 20.00 WIB digelar pentas wayang kulit ke-2 sekaligus pentas Malam Selasa Kliwon dengan cerita Rama Nitis yang diperankan 11 dalang masing-masing Maheswara, Ki Anom Sutiyo, Ki Giyono Sabdo Pandoyo, Ki Tri Harni Sugondo, Ki Danar Setyoko, Ki Muryanto Oglok, Ki Teguh Triyono, Ki Galuh Saputro, Ki Baptista De la Sukana, Ki Gombloh Giyarno dan Ki Raka Adiyasa.
Pada pentas wayang kulit ke-2 dihadiri Bupati Klaten Hj Sri Mulyani yang diwakili Wakil Bupati Klaten H Yoga Hardaya yang didampingi Ketua Harian Wankes Klaten, Setyawan DS, SH, MM, MH, Sekretaris Umum Wankes Klaten, Djoko Sardjono, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten, Sri Nugroho dan Plt Kepala Bappeda-Litbang Klaten, Pandu Wirabangsa dan jajaran pejabat lainnya. “Pada pentas wayang kulit ke-2 Wankes Klaten memberikan penghargaan kepada 21 dalang atas dedikasinya dalam melestarikan dan mengembangkan cipta karya wayang di Klaten,” kata Ki KRAT Suwito Radyo Abdinagoro.

Piagam Penghargaan
Adapun 21 dalang yang meraih piagam penghargaan Wankes Klaten untuk kategori pelestari wayang ada 9 orang dan kategori pengembangan cipta karya wayang ada 12 orang. Untuk 9 orang kategori pelestari wayang masing-masing Kunta Wijaya (Dalang Anak), Ki Ki Yohanes Axel Wicaksono (Dalang Muda), Ki Gaib Wido Pandoyo (Dalang Sepuh), Ki Giyono Sabdo Pandoyo (Dalang Ruwat), Nyi Giyah Supanggah (Dalang Perempuan), Ki Danar Setyoko (Penatah Wayang), Ki Hari Sembung (Penyungging Wayang), Nyi Srimiyati (Pesindhen Wayang Kulit) dan Ki Gendreh Kemasan (Pengrawit Muda).
Selanjutnya untuk 12 dalang yang meraih piagam penghargaan kategori pengembangan cipta karya wayang masing-masing Ki Kristiaji, SSn, SPd (Wayang Warta), Ki Sunardi, MPd (Wayang Tauhid), Ki Juwahir Lebdo Carito (Wayang Golek), Ki Sutanta (Wayang Kancil), Ki Sarno Eklik (Wayang Relief), Ki Wardono Joko Pandoyo, SSn (Wayang Sandosa), Aditya Tio (Wayang Sabda), Baptista Le La Sukana (Wayang Berbicara), Tri Harjanto, SPd (Wayang Sampah), Triyanto Atmojo (Wayang Srawung), Ki Gareng Miyanto (Wayang Babad) dan Ki Margono (Wayang Tutur).
Lebih lanjut dijelaskan, pentas wayang kulit ke-3 pada Kamis, 17 November 2022 mulai pukul 19.30 di Bangsal Pandanan Karanganom dengan cerita Laire Wijokangko yang didukung 11 dalang yakni Sigro Jumangkah, Gilang Setiawan, Slamet Kuncung, Ki Harinto, Ki Pulung Wicaksono N, Ki Dru Wendra Wedhatama, Ki Ananda Bontot, Ki Agus Sriyanto, Ki Sunandar, Ki Andi Sadono dan Ki Joko Kuswanto. Kemudian pentas ke-4 pada Jumat malam, 18 November 2022 mulai pukul 19.30 WIB di Joglo Tumiyono Ngerangan Bayat dengan cerita Wahyu Mahkutharama yang didukung 11 dalang masing-masing Andreas Putra Nugraha, Ki Hari Notocarito, Ki Haryanto, Ki Bagong Sabdo Carito, Ki Hendi Saktiawan, Ki Darwito, Ki Warjito, Ki Sigit Waluyo, Ki Bagong Sugiyanto, Ki Sukardi Tanjir, dan Ki Joko Hastoro.

“Untuk pentas ke-5 juga diadakan di Joglo Tumiyono Ngerangan Bayat pada Sabtu, 19 November 2022 mulai pukul 19.30 dengan lakon Brojodento. Pentas wayang tersebut juga didukung 11 dalang masing-masing Gurnat Imbarogo, Ki Kasim Purwo Wasito, Ki Faiz Zurrohman, Ki Rohmad Agung Nugroho, Ki Cokris Kristanto, Ki Juwahir Lebdo Carito, Ki Tunjung Sekti Atmojo, Ki Sarlair Puspo Pandoyo, Ki Tri Sarbani, Ki Bintoro Wahyu Husono dan Ki Budi Santosa,” ujar Ki KRAT Suwito Radyo Abdinagoro.

Bupati Klaten Hj Sri Mulyani, SM dalam sambutan yang dibacakan Wakil Bupati Klaten, H Yoga Hardaya, SH, MH mengapresiasi Wankes Klaten yang menggelar pentas kolaborasi komite kesenian dalam rangka memeriahkan HWN 2022.

Kemudian juga menggelar pentas wayang kulit sebanyak 5 kali dengan melibatkan sebanyak 55 dalang yang ada di Kabupaten Klaten.

Dikatakan, penetapan tanggal 7 November sebagai HWN berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) RI Nomor 30 Tahun 2018 tertanggal 17 Desember 2018. Penetapan 7 November sebagai HWN juga berdasarkan Keputusan UNESCO yang menetapkan wayang sebagai mahakarya warisan dunia nonbenda pada 7 November 2003.

Wakil Bupati Klaten, H Yoga Hardaya berharap, dengan peringatan HWN 2022 yang dimeriahkan pentas wayang lima kali dengan didukung 55 dalang semoga mengukuhkan Kabupaten Klaten sebagai Kota Dalang. Selain itu semoga wayang kulit di Kabupaten Klaten dapat terus dilestarikan dan dikembangkan oleh para dalang muda di Kabupaten Klaten. (*/Oe)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *