INDONNESIANEWS (Boyolali)–Pemerintah Desa Donohudan Ngemplak Boyolali menggelar dialog bersama puluhan pedagang Pasar Gagan Desa Donohudan belum lama ini.
Dialog tersebut di gelar untuk mengetahui keresahan pedagang terkait kondisi Pasar Gagan saat ini yang kondisinya di anggap sudah kurang layak untuk aktifitas jual beli.
Bertempat di Joglo Balai Desa Donohudan puluhan pedagang Pasar Gagan hadir untuk memenuhi undangan Kades Donohudan Jumat (7/10/2022) lalu.
Menurut Kepala Desa Donohudan Rohmadi pihaknya sengaja mengundang pedagang setelah mendengar keresahan pedagang akhir-akhir ini.
Sebab sejak di bangun tahun 1976 pasar tradisional tersebut belum pernah di bangun atau renovasi.
Akibatnya kondisi pasar secara umum sudah kurang layak lagi di pakai pedagang untuk berjualan. Demikian juga kondisi jalan-jalan yang terutama saat musim hujan menjadi becek semakin membuat tidak nyaman untuk aktifitas jual beli
Di tambah lagi banyaknya pedagang oprokan yang berjualan di pinggir-pinggir jalan (luar pasar) semakin membuat semrawut.
Di tambahkan Rohmadi dari pertemuan tersebut diketahui pedagang ingin agar Pemdes melakukan pembangunan Pasar Gagan agar baik pedagang ataupun konsumen (pembeli) bisa nyaman saat bertransaksi.
Tidak hanya itu keamanan Pasar Gagan juga menjadi perhatian dalam pertemuan tersebut. Agar aman tentu akan di buat tembok atau pagar-pagar pengaman yang bisa di kunci khususnya saat malam hari
Menanggapi keinginan para pedagang tersebut Rohmadi mengaku tidak menyanggupi apalagi biaya pembangunan pasar di bebankan ke Pemdes, “Kami (Pemdes) tidak memiliki dana untuk membangun”, tegasnya.
Kecuali menurutnya apabila memang pedagang memaksa maka harus ada perjanjian hitam di atas putih termasuk soal berapa biaya yang di sanggupi para pedagang untuk membantu pembangunan Pasar Gagan.
Rohmadi menawarkan solusi di tengah keterbatasan dana agar ke dua belah pihak baik pedagang dan Pemdes sama-sama mencari investor yang bisa membangun Pasar Gagan. “Antara keinginan pedagang juga keterbatasan Pemdes maka bisa pedagang mencarikan pihak investor. Atau sama-sama mencari pihak ke 3 (Investor)”, paparnya.
Sementara itu Wakil Ketua paguyuban pedagang pasar Gagan (P3G) Ahmad Latif mengatakan harusnya Pemdes Donohudan merespon masukan pedagang terkait keinginan pembangunan atau renovasi Pasar Gagan.
Semua yang berkaitan dengan pembangunan Pasar Gagan di bicarakan secara terbuka antara kedua belah pihak, “yang jelas saling terbuka, baik dari segi pendanaan maupun hal-hal tekhnis pembangunan”, ujarnya.
Pihaknya juga menyadari atas permintaan Pemdes yang meminta adanya perjanjian di atas putih atas dana pembangunan Pasar Gagan yang sanggup di berikan para pedagang.
Untuk dana papar Ahmad Latif bisa di carikan dengan cara swadaya dari pedagang atau cara lain.
Jumlah pedagang di Pasar Gagan saat ini menurut Ahmad Latif ada sebanyak 250 pedagang belum termasuk pedagang oprokan yang biasanya menggelar jualan di pinggir-pinggir jalan atau di luar pasar.
Karena itu tujuan dari keinginan mereka agar Pasar Gagan di bangun selain memang kondisi kios/los untuk transaksi jual beli sudah tidak layak juga untuk menata khususnya pedagang Oprokan agar tertib. (Oe)