INDONNESIANEWS (Semarang)–Bidang Penjaminan Mutu (Penjamu) Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Wilayah Jawa Tengah menggelar kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Khas SIT (Sekolah Islam Terpadu.
Kegiatan digelar Jumat-Ahad, 30 September – 2 Oktober 2022 bertempat di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah, Jl. Kyai Mojo, Srondol Kulon, Banyumanik, Semarang. Diikuti oleh 122 peserta dari berbagai SIT di Jawa Tengah.
Ketua JSIT Jawa Tengah, Zaenal Abidin, S.Pd. saat memberikan sambutan pada Pembukaan Workshop menyampaikan bahwa kurikulum bersifat dinamis. Kurikulum akan mengalami perubahan sesuai kebutuhan dan tuntutan zamannya.
“Kurikulum bersifat dinamis, bukan statis. Mengikuti perkembangan dan kebutuhan zamannya. Idealnya kurikulum baru menyempurnakan kurikulum sebelumnya. Sebelumnya kita menerapkan Kurikulum 2013. Saat ini kita belajar dan menerapkan Kurikulum Merdeka. Muaranya pada pembentukan profil pelajar Pancasila,” ungkap Zaenal.
“Guru menjadi ujung tombak pelaksanaan kurikulum di sekolah. Sebaik apapun kurikulumnya, sangat tergantung dari guru yang mengimplementasikannya. Oleh karena itu, JSIT Jawa Tengah melalui Bidang Penjamu berkepentingan untuk menggelar kegiatan ini. Supaya guru guru di Sekolah Islam Terpadu (SIT) dapat mengimplementasikan kurikulum baru ini dengan tetap memperhatikan kekhasan SITnya. Ambillah filosofi pohon kelapa, yang setiap bagiannya memberikan manfaat sesuai fungsinya masing-masing. Demikian pula guru, ia akan menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang lain,” lanjutnya.
Bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan ini Tim Trainer dari Pusdiklat JSIT Indonesia.
Para peserta mendapatkan materi sekaligus praktik tentang Kebijakan JSIT Indonesia dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, Struktur Kurikulum SIT dalam IKM, Panduan Penyusunan Kurikulum Operasional SIT, Menyusun Capaian Pembelajaran-CP-ATP, Panduan Asesmen Pembelajaran SIT, Desain Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Salah satu peserta workshop, Kholifatil, S.Pd dari TKIT Al Firdausi Purwodadi menyampaikan banyak hal baru yang didapat terkait dengan persiapan Kurikulum Merdeka yang dipadukan dengan kekhasan SIT.
“Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara yang ternyata selaras dengan kekhasan SIT. Pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial emosional. Praktik membuat CP-ATP, asesmen pembelajaran, maupun desain P5, projek penguatan profil pelajar pancasila,” ungkap Khalifatil.
Ketua Bidang Penjamu JSIT Jawa Tengah, Yayuk Sri Lestari, S.Pd.,M.Pd.I mengatakan bahwa guru SIT harus update kompetensi diri salah satunya adalah terkait dengan implementasi kurikulum merdeka yang sudah terinternalisasi dengan kekhasan SIT.
“Ibarat petani, maka harus mengasah cangkulnya agar bisa menghasilkan hasil cangkulan yang dalam. Harapannya guru dapat memberikan pembelajaran yang bermakna untuk murid-muridnya. Supaya terlahir murid yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia. Memiliki kemandirian, suka bergotong royong. Mampu berpikir kritis, kreatif, dan berkebhinekaan global,” pungkasnya.(Oe)
Komentar