INDONNESIANEWS (Solo)–Pemberdayaan masyarakat Desa Ngunut oleh Tim PPKOK BEM FP UNS Kembali hadir pada pekan ini dengan topik Pengolahan Pisang.
Hal ini bukan lah tanpa alasan, sebab berangkat dari pemetaan potensi desa, yang kemudian ditarik kesimpulan bahwa Desa Ngunut memiliki potensi berupa tanaman pisang yang cukup melimpah.
Tim PPKOK BEM FP UNS menggelar pelatihan Pengolahan Pisang Krispi sebagai bentuk pemberdayaan sekaligus luaran dari progam yang berupa pelatihan, pembuatan produk, dan UMKM baru. Kamis, 29 September 2022 bertempat di Aula Balai Desa Ngunut dilaksanakan pelatihan tersebut, mengundang 35 Ibu-ibu dari perwakilan PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, UPKKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Kelopok Akseptor), beserta Ibu-ibu yang akan didampingi menjadi socioprenur baru yang muaranya menjadi UMKM.
Sesi pelatihan dibuka oleh Kepala Desa Ngunut, bapak Sutarno, S.Pd. Beliau menghaturkan terimakasih atas adanya pelatihan pembuatan Pisang Krispi, serta berbagai agenda pemberdayaan lainnya yang telah diselenggarakan oleh BEM FP UNS sebelumnya di Desa Ngunut.
Peserta pelatihan mendapat penjelasan terlebih dahulu perihal pentingnya kemasan, oleh Natan Rio selaku perwakilan dari Crowde, start up yang bergerak di bidang bina desa.
“Kalau dulu kemasan hanya sebagai pelindng (protecting), namun sekarang kemasan menjadi pelindung (protecting) dan media promosi (promoting), sehingga bisa meningkatkan daya jual produk”, terangnya.
Natan juga menekankan bahwa agar bisa menembus ke pasaran lebih luas, pasaran online maka produk harus memiliki kemasan yang menarik dan bagus, sehingga produk tidak hanya terserap di pasar atau outlet sekitar.
Mengingat cukup banyak produk yang berpotensi untuk ditingkatkan pemasarannya, seperti Rambak Kulit, Keripik Tempe, dan Jamu Instan (tersedia dalam bentuk bubuk dan syrup).
Beranjak dari materi pertama, peserta langsung mendapat pelatihan tentang bagaimana membuat Pisang Krispi. Ibu Marlina sebagai Owner Pisang Keju Krispi diundang untuk menjadi pembicara pelatihan, beliau memulai dengan menceritakan pengalamannya terlebih dahulu bagaimana membangun bisnisnya hingga kini beliau telah memilki outlet Pisang Krispi Keju di Pasar Matesih dan Gunungpati, Semarang.
“Keunggulan produk Pisang Krispi adalah bahannya mudah dicari di pasaran, semua orang bisa mengonsumsinya, serta pada dasarnya semua jenis pisang bisa diolah menjadi Pisang Krispi” terangnya.
Setelah sedikit teori dan tanya jawab, peserta langsung diarahkan untuk praktik. Peserta dibagi ke dalam 3 kelompok sesuai dengan ketersedian 3 meja masak lengkap dengan alat dan bahan pembutan yang telah disiapkan oleh Tim PPK OK BEM FP.
Hampir sekitar 1 jam, peserta berhasil membuat produk Pisang Krispi, yang kemudian ditata di paper lunch box sebagai kemasan, ditambah perisa, parutan keju, dan meses sebagai topping, sehingga menambah kecantikan dan cita rasa Pisang Krispi.
Selama sesi pelatihan, peserta melakukan tanya jawab Kembali kepada pembicara, sambil sesekali mencicipi lezatnya Pisang Krispi. Pelatihan selesai, tiap peserta membawa satu kotak Pisang Krispi sebagai oleh-oleh.
Hadirnya pelatihan Pembuatan Pisang Krispi oleh Tim PPKOK BEM FP ditujukan untuk melahirkan sociopreneur baru, yang akan segera ditindak lanjuti kepada peserta pelatihan tersebut yang telah didata. Langkah ini adalah keberlanjutan dari perancangan progam pemberdayaan Desa Ngunut. (Oe)
Komentar