INDONNESIANEWS (Solo)–Polresta Solo menerjunkan empat personel di masing-masing titik penyaluran bantuan langsung tunai (BLT). Upaya ini dilakukan guna mengantisipasi dan mengatur warga jika terjadi antrian panjang.
“Tiap titik penyaluran BLT kami tempatkan empat personel untuk mengantisipasi hal tidak diinginkan. Baik itu di tingkat kelurahan maupun di Kantor Pos,” terang Waka Polresta Solo, AKBP Gatot Yulianto kepada wartawan kemarin.
Sejauh ini, kata Gatot, penyaluran BLT di Kota Solo berlangsung kondusif. Tidak ada gejolak di lokasi pembagian dampak dari antrian panjang masyarakat.
“Sejauh ini kondusif ya. Tidak ada hal yang tak diinginkan. Sesuai dengan yang diharapkan,” jelasnya.
Seperti diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menyalurkan BLT dampak kenaikan BBM subsidi sejak Jumat (9/9) lalu. Meski sempat muncul kabar BLT yang disalurkan tidak tepat sasaran masyarakat, namun dalam penyalurannya masih berlangsung kondusif.
Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengaky, telah menerima keluhan dari warga terkait penyaluran BLT.
“Memang ada beberapa (keluhan tidak tepat sasaran-red). Di Kawasan Mojosongo,” ucapnya.
Menurut Gibran, Kemensos kemungkinan masih menggunakan data lama warga yang menerima Program Keluarga Harapan (PKH) yang kondisinya saat ini sudah tidak layak mendapatkan bantuan tersebut.
“Mungkin kebanyakan ikut Program Keluarga Harapan (PKH) tapi sudah upgrade sudah tidak rentan lagi biasanya yg seperti itu itu kan seharusnya dilepaskan dari (bantuan) PKH,” ungkap Gibran.
Menjawab keluhan tersebut, Pemkot Solo berencana memberikan bantuan 2 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) Pemkot bagi warga kurang mampu yang luput dari proses pendataan Kemensos.
“Nanti warga yang tidak atau belum mendapat BLT BBM nanti ditutupi pakai yang 2 persen itu, tenang saja,” katanya.
Informasi yang diperoleh, BLT dampak kenaikan BBM subsidi, rencananya akan disalurkan selama 10 hari untuk 63 ribu warga Solo.(Bud)
Komentar