INDONNESIANEWS (Klaten)–Minat untuk belajar dan membaca al quran bagi warga tuna netra di Klaten ternyata tak mau kalah.
Mereka saat ini belajar al quran dengan cara mendengarkan murotal. Tapi sesungguhnya dengan keterbatasan melihat, mereka ingin bisa belajar membaca langsung dengan al quran braille.
Keinginan para disabilitas Klaten untuk tetap bisa membaca al quran itu mereka ungkapkan di acara Pelatihan Lietarsi digital bertempat di Balai Latihan Kerja (BLK) Klaten Sabtu kemarin (13/08/22).
Sayang keterbatasan ketersediaan al quran braille membuat komunitas disabilitas binaan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Klaten sulit untuk bisa belajar membaca secara langsung.
Pernyataan itu diungkapkan Panut (56), warga Bayat, Klaten. Dengan kursi rodanya ia menceritakan kalau teman tuna netra sangat membutuhkan al quran braille.
“Beberapa waktu ada penawaran al quraan barille. Tapi saat diteleponi nomornya yang ada tidak bisa dihubungi. Sebetulnya teman-teman tuna netra itu ingin bisa belajar dan membaca al quran” ungkap Marno.
Ia berharap ada fasilitas al quran braille yang bisa digunakan teman-temannya membaca al quran.
“Kami berharap bisa dibantu al quran braille” harapnya.
Toha relawan pendamping disabilitas dari Lakpesdam NU Klaten saat dihubungi (Senin, 15/08/22) mengatakan rata-rata para disabilitas itu pekerja informal. Tapi terkait minat untuk belajar al quran, mereka sangat tinggi.
“Al quran braille itu mahal. Harganya bisa kisaran 1,5 juta per kitab. Per huruf itu perseginya mencapai 1 cm. Maka harga al quran braille rata – rata cukup mahal” jelas Toha.
Toha disabilitas warga Klaten itu menceritakan kalau warga berketerbatasan pendampingannya terus bertambah. Usaha yang dilakukan selain pelatihan kerja juga meningkatkan pengetahuan agama agar para disabilitas Klaten tetap tangguh.
“Kaum disabilitas dampingan Lakpesdam NU Klaten itu tersebar di seluruh wilayah Klaten. Tiap tahun jumlah mereka bertambah. Selain mengharapkan pendampingan usaha dari pemerintah, teman-teman disabilitas sangat membutuhkan al quran braille” pungkasnya.
Penulis Joko Priyono Klaten. (Oe)
Komentar