INDONNESIANEWS (Semarang)–Bisnis mata uang digital crypto makin hari makin diminati masyarakat. Kenaikan harga yang relatif fantastis dalam waktu beberapa tahun saja, membuat mata uang digital menjadi salah satu primadona baru bagi masyarakat dalam berinvestasi. Dalam waktu kurang dari sepuluh tahun, mata uang digital ini bisa meningkat ribuan bahkan jutaan kali lipat.
Namun bisnis investasi ini tidaklah semulus begitu saja berkembang, tak sedikit server atau penyedia mata uang digital yang tidak dikelola secara professional dan bertanggungjawab, justru merugikan masyarakat yang ingin menginvestasikan dananya di mata uang digital ini.
Setidaknya itulah yang disampaikan Daud Sandy, pengembang server sekaligus pemilik dari platform digitial D Green asal Makassar, saat dihubungi wartawan melalui sambungan ponselnya.
Pria kelahiran 1 April 1983 ini menuturkan, sejak awal Juni 2022 ini dirinya Bersama seorang partner, bertekat mengembangkan sendiri platform bisnis mata uang digital ini, memberikan peluang investasi bagi masyarakat Indonesia.
Bukan tanpa alasan, kenapa pria yang akrab dipanggil Sandy ini fokus terjun mengembangkan platform digital mata uang crypto ini. Pengalaman pahit dan kerugian saat bergabung di platform asing, menjadi cambuk dirinya untuk berbenah, bangkit dan mengembangkan diri bisnis yang memiliki prospek yang sangat indah ini.
“Dulu ya mas, pada bulan Oktober 2021 saya gabung di salah satu platform mata uang digital. Asset saya sudah mulai berkembang banyak, namun pada bulan Maret 2022 terjadi scam. Habis uang saya sebanyak 7 miliar. Belum lagi saya harus ganti itu uang mitra yang saya ajak. Saya harus ganti uang hingga total 2 miliar,” tutur ayah dua anak ini.
Platform mata uang digitl D Green yang dirintis Sandy ini, dapat digunakan sebagai alat tukar atau transaksi di pasaran serta dapat melakukan penarikan atau pun withdrawl kapan pun. Dengan demikian di setiap kota, nantinya semua transaksi apa pun hingga jual beli sembako, dapat menggunakan alat tukar yang dibuatnya ini.
“Tidak perlu susah, saat melakukan penarikan, masyarakat dapat menggunakannya untuk token, atau pun alat tukar di tempat-tempat yang sudah bekerjasama dengan kita. Jadi nantinya di setiap kota, kita akan bentuk komunitas itu. D Green sangat cocok untuk para pedagang maupun masyarakat umum, ”Tutur Sandy.
Platform mata uang digital D Green yang dirintisnya sejak awal Juni lalu, kini sudah memiliki 4 ribu akun nasabah. Menurut Sandy, sudah saatnya masyarakat Indonesia bergeser dari mata uang konvensional ke mata uang digital.
Sandy optimis, dalam waktu dekat platform mata uang digital yang dirintisnya ini bakal diterima di masyarakat, terlebih perijinan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tinggal menunggu waktu saja. “Dalam waktu dekat kita akan roadshow di banyak kota besar di Indonesia, mengajak masyarakat untuk melek digital bersama D Green mas, “Pungkas Sandy mengakhiri percakapan melalui sambungan seluler bersama wartawan.(Faqih/Oe)