SMAN 1 Ngemplak Boyolali Jadi Lokasi Peluncuran Sekolah Ramah Anak Pertama di Boyolali

oleh
SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali jadi lokasi Lounching Sekolah Ramah Anah di Boyolali. Foto Oedin

INDONNESIANEWS (Boyolali)–SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali menjadi lokasi peluncuran Sekolah Ramah Anak pertama di Boyolali Jawa Tengah.

Konsep Sekolah Ramah Anak adalah program untuk mewujudkan kondisi aman, bersih, sehat, peduli, dan berbudaya lingkungan hidup, yang mampu menjamin pemenuhan hak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya, selama anak berada di satuan pendidikan, serta mendukung partisipasi anak dalam semua kegiatan.

Launching Sekolah Ramah Anak tersebut di lakukan belum lama ini di halaman sekolah SMA Negeri 1 Ngemplak. Sejumlah undangan hadir dalam acara itu seperti staf ahli Pemerintah Kabupaten Boyolali, Sumarno, dan stakeholder dinas pendidikan di Boyolali dan Propinsi Jawa Tengah.

Sebelum peluncuran Sekolah Ramah Anak terlebi dahulu di lakukan pemberian penghargaan kepala sejumla siswa-siswa berprestasi baik di tingkat lokal maupun nasional oleh kepala sekolah SMAN 1 Ngemplak Muhammad Amir Zubaidi.

Acara lalu di lanjutkan pembacaan Deklarasi Sekolah Ramah Anak oleh Kepala Sekolah di ikuti siswa dan para guru serta juga undangan.

Pemukulan gong oleh Staf Ahli Pemerintah Boyolali Sumarno, menandai peluncuran Sekolah anak dan di lanjutkan pemotongan pita dari Dinas Pendidikan Boyolali. Selanjutnya para undangan menuju sisi barat tempat upacara yang di pusatkan di halaman tengah SMAN 1 Ngemplak untuk menyaksikan pembukaan selubung Sekolah Ramah Anak.

Penabuhan Gong oleh Staf Ahli Pemkab Boyolali Sulmarno, menandai Lounching Sekolah Ramah Anak di SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Foto Oedin

Matahari semakin terik namun acara justru semakin menarik dengan penampilan kelompok musik dari SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Dengan padu mereka membawakan alat msuik seperti Ukulele, angklung dan Biola sehingga menjadi sebuah instrumen masuk yang apik untuk mengiringi alunan lagu rekan-rekannya.

Menurut Staf Ahli Sumarno, dengan lunching Sekolah Ramah Anak bertujuan untuk membentuk generasi baru tanpa kekerasan mental dan kekerasan fisik.
Di mana sekolah memiliki sifat aman, bersih, peduli, dan berbudaya lingkungan hidup, demi menjamin, memenuhi, serta melindungi hak anak serta perlindungan anak sekolah dari segala bentuk diskriminasi dan kekerasan di bidang pendidikan.

Selain melindungi, menjamin, serta memenuhi hak anak, sekolah ramah anak juga turut mendukung partisipasi anak, khususnya dalam hal perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan, serta mekanisme pengaduan yang berkaitan dengan pemenuhan hak dan perlindungannya di sekolah dan dunia pendidikan.

Ditambahkannya Sekolah Ramah Anak berlaku untuk anak mulai SD-SMA, “Semua sekolah semua harus menerapkan SRA sehingga bisa menciptkan anak yang tidak hanya smart tetapi juga secara budi pekerti serta akhlak bisa menjadi taulan baik di sekolah ataupun di lingkungan tempat tinggalnya”, ujarnya.

Pe,nampilan Kelompok musik dari siwa SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Saat Lounching Sekolah Ramah Anak belum lama ini. Foto Oedin

Sementara itu Kepala sekolah SMA Negeri 1 Ngemplak M Amir Zubaidi mengatakan setelah adanya tawaran dari Kabupaten Boyolali, pihaknya langsung menyambut tawaran tersebut apalagi Kabupaten Boyolali akan jadikan Kabupaten layak anak, sebagai lokasi launching Sekolah Ramah Anak.

Ditambahkan M Amir Zubaidi pihak bertekad untuk mengembakkan sekolah ini (SMAN 1 Ngemplak) setelah sebelumnya menyandang sebagai sekolah lingkungan dan memiliki keunggulan lain yakni Sekolah Ramah Anak dalam rangka menerapkan kurikulum merdeka belajar.

Sebagai persiapan sebelum lounching tambahnya karena sudah ada budaya di SMAN 1 Ngemplak tinggal pihaknya menyamakan dengan indikator bahwa di sini terkenal dengan 22 budaya SMANILA dalam rangka membentuk karakter siswa, “22 budaya ini sudah di siapkan kemudian kantung sehat kami ada food court dimana kami bertahun-tahun sudah bebas dari plastik Bahan makanan yang di sajikan semua harus sehat tanpa bahan pengawet dan bahan berbaya dalam rangka perlindunga pada anak. Partisipasi anak semua kegiatan adalah kreatiffitas anak (siswa)”, ujarnya. (Oe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.