INDONNESIANEWS (Jakarta)–Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) kembali memberikan instruksi kepada Kepala Badan Karantina Pertanian dan jajarannya untuk siaga satu terkait Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). Siaga dengan melakukan pengawasan lalu lintas ternak di dalam wilayah Indonesia jelang Idul Adha.
Menurut Mentan, PMK ini merupakan ujian bagi Kementerian Pertanian, di saat pertanian Indonesia mulai bangkit dari hantaman pandemi Covid-19. PMK merupakan penyakit pada ternak yang paling ditakuti di dunia karena penularannya yang cepat dan mudah, bisa melalui udara atau airborne. Namun, bukan berarti tidak dapat dihilangkan.
“Saya menitipkan penyakit PMK ini sebagai ujian untuk naik kelas bagi karantina pertanian. Bukan sebaliknya ya. PMK bisa disembuhkan dan tidak berbahaya bagi manusia. Bisa dikonsumsi oleh manusia dengan protap kesehatan hewan,” ujar Mentan secara hibrida di Jakarta.
Lebih lanjut mentan mengatakan Kementerian Pertanian harus cepat, cermat, dan akurat (CCA) dalam menyikapi ujian ini. Kemudian ia menginstruksikan jajarannya harus semakin transparan, akuntabel, berintegritas, inovatif, dan kerja tim semakin baik dalam mengatasi wabah PMK ini.
Lima langkah strategis yang harus dilakukan dalam penanganan PMK menurut SYL. Satu, ada standar operasional prosedur (SOP) dan kebijakan yang menjabarkan upaya di internal. Dua, koordinasi antarkelembagaan harus berjalan dengan baik dan selaras. Tiga, manajemen sistem atau tata kelola untuk agenda aksi. Dalam hal ini Karantina Pertanian harus siaga satu untuk 14 hari kedepan, 14 hari menjelang Iduladha dan 14 hari setelah Iduladha.
Keempat, SYL memerintahkan untuk membantu masyarakat dan pengusaha semaksimal mungkin. Jangan ada manuver tambahan seperti pungli. Kelima, persiapkan kebijakan internal terkait kesiapsiagaan jelang Iduladha dan petakan daerah risiko untuk zona merah, kuning, dan hijau.
“Jangan membuat kepanikan dengan informasi yang simpang siur. Jika memang harus melakukan lockdown, lakukan dengan bijaksana dan koordinasikan dengan satgas nasional PMK di pusat,” jelas mentan.
Terkait lalu intas ternak dari wilayah Nusa Tenggara Barat ke Jakarta dan sekitarnya, SYL mengimbau sebaiknya tanpa melalui wilayah darat Provinsi Jawa Timur tetapi langsung dengan tol laut. “Saya sudah menghubungi menteri perhubungan untuk memberikan bantuan kapal angkut ternak, karena memang kendalanya kapal terbatas untuk mengangkut ternak,” ujarnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang langsung menindaklanjuti arahan Mentan SYL. Penerapan status siaga satu sudah berlaku sejak munculnya wabah di beberapa daerah. Bambang menjelaskan langkahnya yaitu melakukan pendekatan persuasif sehingga tidak ada kepanikan di masyarakat.
“Bisa disampaikan kepada pemerintah daerah, khususnya di kawasan wabah untuk sementara tidak menggelar pasar ternak dan melarang lalu lintas media pembawa. Tetapi transaksi bisa terus berlangsung dengan pelaku usaha dan pemotongan ternak dengan pendampingan dari dokter hewan dinas setempat,” jelas Bambang.
Bambang menambahkan, unit pelaksana teknis lingkup Barantan juga segera koordinasikan dengan pemerintah daerah untuk mempersiapkan lalu lintas kebutuhan hewan kurban. Tentunya dengan memerhatikan jaminan keamanan lalu lintas dari segi karantina. (Oe)